Selain itu, kepemilikan surat utang oleh Bank Indonesia sebesar 16,91 persen untuk instrumen pengelolaan moneter. Sedangkan asing memiliki SBN domestik sekitar 14,95 persen, termasuk kepemilikan oleh pemerintah dan bank sentral asing. Sementara, sisa kepemilikan SBN dipegang oleh institusi domestik lainnya.
Selain berupa penerbitan SBN, utang pemerintah per September 2023 juga didapatkan dari pinjaman sebesar Rp 878,85 triliun. Rinciannya, utang dalam negeri sebesar Rp 25,36 triliun dan utang luar negeri sebesar Rp 853,49 triliun.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan utang baru sebesar Rp 198,9 triliun hingga September 2023. Adapun alokasi pembiayaan utang pada tahun ini adalah Rp 696,3 triliun.
"Sampai September realisasinya sebetulnya masih sangat kecil, pembiayaan utang kita Rp 198,9 triliun," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita di Jakarta Pusat pada Rabu, 25 Oktober 2023.
Artinya, kata bendahara negara itu, utang tersebut setara 28,6 persen dari alokasi pembiayaan utang yang ada di dalam Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau UU APBN 2023. "Dibandingkan tahun lalu kita mengalami penurunan sangat tajam dari pembiayaan utang," ujar Sri Mulyani.
Pilihan Editor: Utang Baru Rp 198,9 Triliun, Sri Mulyani: Masih Kecil