TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengungkapkan Bappebti bersama PT Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (ICDX) tengah mempertimbangkan pemberian insentif agar peserta Bursa CPO Indonesia dapat bertambah.
Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko mengungkapkan hal itu saat perdagangan sesi pertama Bursa CPO hari ini. "Kami sedang mengkaji untuk memberikan insentif secara. Artinya nanti yang akan masuk bursa, itu ada insentifnya," kata Didid di kantor ICDX, Jakarta Pusat pada Jumat, 20 Oktober 2023.
Baca Juga:
Hal tersebut mengingat saat ini baru 18 perusahaan yang menjadi peserta Bursa CPO Indonesia. Sementara itu, pada perdagangan sesi pertama hari ini pun, hanya ada satu transaksi, yakni sebanyak 4 lot atau 100 ton dengan harga Rp 11.305 per kilogram.
Karena itu, pemerintah akan memberikan insentif agar semakin banyak yang tertarik bertransaksi di Bursa CPO Indonesia serta semakin bervariasi kontrak yang dihasilkan. Adapun sekarang pembeli dalam bursa ini hanya baru berasal dari Dumai dan Belawan.
Kendati demikian, Didid mengatakan jenis insentif yang akan diberikan masih dipertimbangkan. Misalnya insentif berupa pajak, Bappebti dan ICDX harus berkoordinasi dengan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan.
Tetapi sebelum berdiskusi dengan BKF, tutur Didid, Bappebti harus memiliki prosedur dan konsep terlebih dahulu. "Kami sedang kaji kemudahan prosedurnya bagaimana," kata dia.
Dengan demikian, Didid berharap target Bappebti pada triwulan pertama 2024 mendatang dapat tercapai. Target tersebut adalah menjadikan Bursa CPO Indonesia menjadi acuan harga atau price reference.
Pilihan Editor: Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Buka Suara soal Maskapai Baru Surya Airways: Masih Tahap Izin Usaha