TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mengumumkan total nilai impor Indonesia pada September 2023 mencapai US$ 17,34 miliar. Jumlah ini turun 8,15 persen dibanding ekspor Agustus 2023 atau jika dibanding September 2022 turun sebesar 12,45 persen.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adiniggar Widyasanti mengungkap, penurunan itu disebabkan oleh turunnya impor non migas yaitu sebesar 13,6 (month on month) persen dibandingkan bulan Agustus 2023.
"Impor non migas September 2023 senilai US$ 14,01 miliar, turun sebesar 13,6 persen dibandingkan Agustus 2023 dan turun 14,46 persen dibandingkan September 2022," ujar Amalia.
Ia mengungkap, penurunan impor golongan barang non migas terbesar pada September 2023
adalah mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya yaitu senilai US$ 401,7 juta atau turun 17,95 persen dari Agustus 2023.
Kemudian kelompok mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya senilai US$ 352,2 juta (11,89 persen), ampas dan sisa industri makanan US$ 181,2 juta (39,02 persen), serealia US$146,2 juta (25,69 persen), serta kendaraan dan bagiannya US$ 144,9 juta (15,71 persen).
Sementara itu, impor migas September 2023 tercatat US$ 3,33 miliar atau naik 25,04 persen dibandingkan Agustus 2023 dan turun 2,85 persen dibandingkan September 2022. "Peningkatan impor migas disebabkan oleh bertambahnya impor minyak mentah US$ 623,1 juta atau naik 94,4 persen dan hasil minyak US$ 101 juta atau naik 5,87 persen," ucap Amalia.
Secara akumulatif, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, nilai impor Januari–September 2023 mengalami penurunan US$ 14.967 juta atau sebesar 8,34 persen.