TEMPO.CO, Jakarta - Tenaga Ahli Utama Bidang Industri Perdagangan Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP) Agung Krisdiyanto buka suara soal program hilirisasi nikel yang dianggap gagal. Pembangunan smelter nikel misalnya, menurut dia, butuh beberapa tahun untuk dapat dirasakan dampak ekonominya.
"Dampaknya pasti ada, tapi tidak sim salabim langsung jadi," kata Agung ketika ditemui di Financial Club CIMB Niaga Jakarta, Kamis, 12 Oktober 2023.
Oleh karena itu, menurut Agung, program hilirisasi tidak bisa langsung disimpulkan gagal. Apalagi program tersebut terhitung program baru yang belum lama dijalankan pemerintah. "Ibarat anak SMA baru belajar IPS, dapat nilai merah, masa langsung tidak naik kelas?"
Sebelumnya, anggota Komisi VII DPR Mulyanto mengatakan program hilirisasi nikel pemerintah gagal dan berantakan. Sebab, program tersebut belum memberikan hasil optimal bagi pendapatan negara. Pemerintah, kata dia, justru harus menanggung biaya penanganan masalah sosial di setiap proyek hilirisasi ini.
"Bahkan, nikel dalam program ini malah impor. Kan aneh. Hilirisasi kok nikelnya malah impor. Kontradiktif," kata Mulyanto lewat siaran pers pada Senin, 9 Oktober 2023.
Politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini pun mengatakan pemerintah harus segera mengevaluasi program tersebut. Sebab, semua peraturan sudah dipermudah, risiko kerusakan lingkungan sudah terjadi, serta royalti atau insentif yang menjadi hak pemerintah sudah dikurangi.
Selanjutnya: "Pemerintah juga harus profesional dalam ..."