TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Transportasi Perkotaan dari Universitas Lampung Aleksander Purba merespons rencana proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya yang sudah masuk ke dalam cetak biru atau blue print perencanaan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Aleksander mengingatkan khususnya soal rute yang akan dilewati sepur kilat itu. “Terkait rute, saya harus menegaskan bahwa aspek ini sangat krusial dan amat menentukan,” ujar dia saat dihubungi pada Senin, 9 Oktober 2023.
Menurut Aleksander, kesalahan menentukan rute akan menjadi beban pengelola kereta cepat sepanjang masa. Oleh sebab itu, perlu kajian yang mendalam, termasuk melibatkan pemangku kepentingan, seperti asosiasi keahlian, pemerintah daerah, pengembang, dan sebagainya. “Sehingga diperoleh rute terbaik,” ucap Aleksander.
Sementara, Guru Besar Transportasi dari Universitas Indonesia Sutanto Soehodho mengatakan rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya via Pantai Utara (Pantura) lebih bernilai ekonomi dibandingkan dengan via Pantai Selatan. Karena, kata dia, sesuai tujuan untuk menghemat nilai waktu perjalanan bisnis serta aktivitas sosial yang rutin dan bernilai ekonomi tinggi.
“Jalur Pantura memiliki beberapa kota yang lebih berkembang secara aktivitas ekonomi,” ujar Sutanto, Senin, 9 Oktober 2023.
Jika kereta cepat dibangun via Jalur Pantura maka akan mendapatkan lebih banyak penumpang atau proyek akan lebih layak secara ekonomi dan finansial. Di samping itu, kata Sutanto, jalur Pantura juga memiliki medan geografis yang lebih bersifat datar, bukan bukit atau pegunungan.
“Sehingga biaya pembangunan fisik bisa lebih ditekan karena tidak diperlukan konstruksi terowongan bawah tanah atau tunnel yang mahal,” ucap Sutanto.
Selanjutnya: Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya mengatakan....