TEMPO.CO, Jakarta - Tatyana Shishkova, peneliti keamanan utama di Global Research & Analysis Team (GReAT) perusahaan keamanan siber Kaspersky memberikan rekomendasi untuk mencegah ancaman siber dengan motif finansial. Untuk melindungi diri dari bahaya yang terus berevolusi, organisasi harus tetap waspada dan mendapat informasi yang cukup.
Menurut Tatyana, laporan intelijen memainkan peran penting dalam mengikuti perkembangan alat berbahaya dan teknik terbaru para penjahat siber. “Memberdayakan kita untuk tetap selangkah lebih maju dalam pertempuran yang sedang berlangsung demi keamanan digital,” ujar dia lewat keterangan tertulis pada Selasa, 3 Oktober 2023.
Adapun beberapa rekomendasi untuk mencegah ancaman siber tersebut, pertama siapkan cadangan offline yang tidak dapat dirusak oleh penyusup. Pastikan pengguna atau pemilik dapat mengaksesnya dengan cepat dalam keadaan darurat saat dibutuhkan.
Kedua, instal perlindungan ransomware untuk semua titik akhir. Perusahaan keamanan siber asal Rusia itu memiliki Alat Anti-Ransomware Kaspersky untuk Bisnis secara gratis yang melindungi komputer dan server dari ransomware dan jenis malware lainnya, mencegah eksploitasi, dan kompatibel dengan solusi keamanan yang sudah terinstal sebelumnya.
Kemudian ketiga, untuk meminimalkan kemungkinan peluncuran penambang kripto, gunakan solusi keamanan khusus seperti Kaspersky Endpoint Security for Business dengan kontrol aplikasi dan web. Analisis perilaku membantu mendeteksi aktivitas berbahaya dengan cepat, sementara manajer kerentanan dan patch akan melindungi dari penyerang kripto yang mengeksploitasi kerentanan.
Kaspersky menganalisis kampanye baru yang dilakukan oleh Zanubis—trojan (sofware yang dapat merusak sistem) perbankan yang terkenal karena kemahirannya menyamar sebagai aplikasi sah. Investigasi ini juga menyoroti kriptor/ loader AsymCrypt yang baru-baru ini ada, ditambah lagi trojan Lumma (Lumma stealer) yang terus berkembang.
Tatyana menjelaskan hal itu menggarisbawahi kebutuhan akan peningkatan keamanan digital. Penjahat siber, kata dia, tidak akan berhenti mengejar keuntungan moneter, kini semakin merambah dunia aset kripto.
“Bahkan menyamar sebagai lembaga pemerintah untuk mencapai tujuan mereka,” kata Tatyana.
Pilihan Editor: 6 Ancaman Siber yang Menyasar UMKM: Ada Rekayasa Sosial, Malware, hingga Botnet