TEMPO.CO, Cirebon - Pedagang eceran gula di pasar tradisional Cirebon tidak lagi memiliki stok. Pedagang berharap pengiriman gula bisa lancar lagi.
Karlina, 57, seorang pemilik kios di Pasar Pagi, Kota Cirebon mengaku sudah hampir seminggu tidak memiliki stok gula pasir di kiosnya. “Saya sudah minta beberapa kali untuk dikirim, tapi belum datang juga,”’ tuturnya, Jumat, 29 September 2023. Tidak hanya dirinya, sesama pedagang di pasar itu pun menurut Karlina juga sudah lama tidak mendapatkan pasokan gula.
Terakhir, lanjut Karlina, ia menjual gula seharga Rp 14.500 per kilogram. “Tapi sekarang pasti dari sananya juga sudah naik. Harga jual kalau nanti ada pasokan lagi juga akan naik lagi,” tutur Karlina.
Sementara itu penjual lainnya, Rohim, 62, mengaku hari ini tersisa 4 kilogram gula pasir di kiosnya. “Sudah lebih dari seminggu tidak lagi dikirim,” tutur Rohim. Saat ini, sisa gula yang ada dijual seharga Rp 16 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 14.500 per kilogram. “Memang ini stok lama, tapi kalau nanti dikirim pasti harganya juga naik,” tutur Rohim.
Dijelaskan Rohim, biasanya kiosnya rutin mendapatkan pengiriman dua karung, masing-masing karung berisi 100 kilogram gula. “Biasanya rutin seminggu sekali atau paling lama 10 hari,” tuturnya. Akibat tidak adanya pasokan, harga gula di pasar melambung naik. Sebelum harga hari ini, Rohim mengaku menjual gula seharga Rp 14.500. “Kalau sebelumnya sih Rp 12 ribu per kilogram. Lalu harga naik dan cukup tinggi,” tuturnya.
Selanjutnya baik Rohim maupun Karlina berharap distribusi gula bisa kembali normal dan harganya tidak terus tinggi. “Masa iya seperti beras. Harganya terus naik,” tutur Rohim.
Sementara itu Pemimpin Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Imam Firdaus Jamal, menjelaskan Bulog Cirebon memiliki stok gula hingga 100 ton. Dengan stok yang ada pihaknya siap untuk menggelontorkan gula pasir melalui operasi pasar.
Pilihan Editor: Syahrul Yasin Limpo Terjerat Kasus Korupsi, Ini Profil dan Perjalanan Karirnya