TEMPO.CO, Jakarta - Federal Reserve System, yang biasa disingkat sebagai The Fed, adalah bank sentral Amerika Serikat yang memegang peran penting dalam mengendalikan dan mengawasi sistem keuangan negara.
Fungsi utamanya adalah menjalankan kebijakan moneter yang memengaruhi ekonomi dengan cara menetapkan suku bunga dan mengendalikan pasokan uang, dengan tujuan mencapai stabilitas harga (inflasi rendah) dan menciptakan lapangan kerja yang maksimal.
Baca Juga:
Selain fokus pada tingkat nasional, The Fed juga memiliki dampak global, termasuk di negara seperti Indonesia. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan Apa itu The Fed, peran, dan dampaknya terhadap perekonomian global, khususnya Indonesia.
Apa Itu The Fed dan Perannya
The Fed, atau Federal Reserve System, adalah lembaga yang bertanggung jawab atas pengawasan, pengaturan, dan pengendalian sistem keuangan di Amerika Serikat.
Berdiri sejak tahun 1913, lembaga ini memiliki tanggung jawab yang luas, mulai dari mengendalikan pasokan uang di pasar terbuka, menciptakan kondisi ekonomi yang sehat, hingga menjaga stabilitas bank-bank di Amerika Serikat.
Bank sentral ini memiliki kekuasaan besar dalam mempengaruhi arah ekonomi AS melalui kebijakan-kebijakan yang diambilnya.
Oleh karena itu, The Fed merupakan elemen kunci dalam perekonomian Amerika Serikat yang memiliki dampak signifikan pada pasar keuangan global dan ekonomi internasional.
Dampaknya pada Ekonomi Indonesia
Kebijakan The Fed memiliki efek domino yang dapat mempengaruhi stabilitas keuangan negara lain, termasuk Indonesia.
Oleh karena itu, bank sentral Indonesia harus memantau perubahan kebijakan The Fed dengan cermat. Berikut adalah beberapa dampak utama dari kebijakan The Fed terhadap kondisi ekonomi Indonesia:
1. Pengaruh pada Nilai Tukar Rupiah
Keputusan The Fed terkait suku bunga dapat mempengaruhi aliran modal internasional. Ketika suku bunga AS naik, investor asing cenderung memindahkan investasinya ke AS yang menawarkan imbalan lebih tinggi.
Hal ini meningkatkan permintaan terhadap dolar AS dan melemahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Depresiasi rupiah dapat membuat impor menjadi lebih mahal, memicu inflasi, dan mengganggu stabilitas ekonomi Indonesia, serta meningkatkan utang luar negeri yang dominan dalam bentuk dolar AS.
2. Harga Komoditas Dunia
Kebijakan The Fed dapat memengaruhi harga komoditas dunia. Ketika suku bunga AS naik, investasi di pasar keuangan menjadi lebih menarik dibandingkan dengan investasi dalam komoditas seperti minyak, gas, atau logam.
Ini dapat mengurangi pendapatan negara dari ekspor komoditas, merusak neraca perdagangan, dan mengurangi sumber daya untuk pembangunan infrastruktur dan program sosial di Indonesia.
3. Inflasi
Perubahan kebijakan bank sentral AS dapat menyebabkan harga komoditas global dan ekspor turun secara signifikan.
Hal ini dapat menciptakan tekanan inflasi dan deflasi di Indonesia, yang akan menjadi tantangan bagi bank sentral Indonesia dalam menjaga stabilitas harga.
4. Biaya Pinjaman
Kenaikan suku bunga yang diumumkan oleh The Fed dapat berdampak pada biaya peminjaman global bagi perusahaan, pemerintah, dan individu di Indonesia.
Biaya pinjaman yang lebih tinggi dapat mengurangi investasi dan konsumsi, yang pada akhirnya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
5. Volatilitas Pasar Keuangan
Pernyataan dan kebijakan The Fed dapat memicu volatilitas di pasar keuangan global. Hal ini dapat mengancam rencana investasi, perdagangan, dan kebijakan ekonomi dalam negeri Indonesia, serta merusak stabilitas ekonomi dan keuangan secara keseluruhan.
Dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan negara, penting bagi Indonesia untuk memahami dengan cermat pengaruh dan perubahan dalam kebijakan The Fed serta meresponsnya dengan bijak.
Sebagai pemain global, Indonesia harus terus memantau perkembangan di pasar keuangan internasional dan mempersiapkan strategi yang tepat untuk mengatasi dampak dari kebijakan The Fed.
NUR QOMARIYAH
Pilihan Editor: Dolar AS Menguat, Pasar Menanti Proyeksi Suku Bunga The Fed