TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa inflasi di Indonesia hingga akhir tahun akan tetap terkendali dan rendah. Soal kenaikan harga, khususnya beras, selain memantau data Badan Pusat Statistik (BPS), juga melihat suvei pemantauan yang dilakukan 46 Kantor Wilayah BI di seluruh Indonesia, termasuk berkoordinasi dengan pemerintah.
“Masalah beras juga sudah dikoordinasikan bekali-kali dan kenapa kemarin Bapak Presiden Jokowi untuk mempercepat bansos dalam bentuk beras yang semula November menjadi ke September,” ujar Perry di kantornya, Jakarta Pusat, pada Kamis, 21 September 2023.
Selain itu, Perry melanjutkan, pemerintah juga sudah menambah stok beras dari 1,6 juta ton menjadi 2 juta ton. Stok tersebut, kata Perry, setidaknya masih cukup untuk tiga bulan ke depan. Bahkan untuk bulan pertama pada triwulan 2024 masih terpenuhi.
Pemerintah, termasuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi, terus memastikan harga pangan beras itu terkendali. Oleh karena itu, BI masih menyakini inflasi di akhir tahun ini akan tetap terkendali di sekitar 3 persen atau tetap di dalam target sasaran kita 3 plus minus 1 persen.
“Inflasi pangan kami menyakinkan bahwa koordinasi pengendalian inflasi pusat dan daerah lalu Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) itu terus secara efektif dilakukan. Bahkan setiap Senin pun koordinasinya di bawah Kementerian Dalam Negeri,” tutur Perry.
Sementara Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman menambahkan mengenai alasan harga beras naik 4,4 persen pada September 2023. Menurut dia, hal itu terjadi karena musim tanamnya baru mulai, ditambah lagi panen gadu. Selain itu, ada pula fenomena El Nino yang sedikit mengalami perpanjangan
“Tadinya kami perkirakan El Nino akan selesai akhir tahun tapi gambaran sekarang tampaknya sedikit bergeser sebulan setelah 2024,” ucap Aida.
Selanjutnya: Namun, menurut Aida, pemerintah harus....