Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

India Batasi Ekspor Beras ke Seluruh Dunia, Ini Alasannya

image-gnews
ilustrasi beras
ilustrasi beras
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - India dikenal sebagai jago ekspor beras terbesar di dunia dalam 10 tahun terakhir. Sebelumnya, akibat hasil panen dan produksi yang buruk dari tahun ke tahun, membuat India menjadi pengimpor beras selama sebagian besar tahun 1960 dan awal tahun 1970.

Lalu, akhir tahun 1970, India telah mencapai swasembada beras dan pada awal tahun 2000 telah menjadi negara yang rajin ekspor beras. Sejak 2010, produksi beras di India telah meningkat sebesar 40% atau lebih dari 40 juta ton, menjadi total 136 juta ton.

Hal tersebut menjadikan India sebagai produsen beras terbesar kedua setelah Tiongkok yang berjumlah 146 juta ton. Akhirnya, ekspor India pada periode yang sama meningkat sebesar 20 juta ton.

Faktanya, beras menjadi salah satu makanan pokok yang paling banyak dikonsumsi di dunia dan menyumbang konsumsi kalori yang besar di banyak negara, khususnya di Asia Selatan dan Tenggara serta di beberapa negara di Afrika.

Misalnya, di Asia porsi konsumsi nasi terhadap total asupan kalori per hari di beberapa negara konsumen terbesar termasuk Bangladesh, Bhutan, Kamboja, Indonesia, Myanmar, Nepal, Thailand, Filipina, dan Sri Lanka. 

Asupan tersebut berkisar antara 40 % hingga 67%, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB. Selain itu, banyak dari negara-negara tersebut termasuk Bangladesh, Bhutan, Tiongkok, Sri Lanka, dan Nepal untuk mengimpor sebagian besar beras mereka dari India.

Alasan India setop jumlah ekspor beras

Pada 20 Juli 2023, India mengumumkan akan membatasi ekspor beras non-basmati untuk menjadikan harga beras dalam negeri kembali stabil. Harga beras di India sebelumnya telah meningkat lebih dari 30% sejak Oktober 2022. Pembatasan tersebut juga menghentikan penjualan gandum ke luar negeri dan diperkirakan mencakup sekitar 75%-80% ekspor beras India.

Pembatasan tersebut menjadi pukulan terhadap pasar beras global yang harganya telah meningkat sebesar 15%-20% sejak September 2022. Hal tersebut terjadi setelah periode yang relatif stabil pada awal 2022. Bahkan, ketika harga sereal lainnya melonjak karena jatuhnya harga beras karena perang Rusia-Ukraina. 

Selama 15 tahun terakhir, India telah menjadi eksportir beras terbesar di dunia. India telah menyumbang 40% dari ekspor beras global pada tahun hingga tahun 2023, sehingga tindakan pembatasan yang dilakukan akan berdampak besar pada pasar beras global.

Langkah India saat ini dengan menambah pembatasan ekspor beras yang sebelumnya lebih terbatas. 

Pada 2022, India menerapkan larangan ekspor beras pecah dan mengenakan tarif tambahan sebesar 20% untuk ekspor beras non-basmati. Namun ekspor beras India masih mencapai rekor tertinggi yakni 22,3 juta metrik ton.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pembatasan yang dibuat India ini mungkin akan menyebabkan angka tersebut menurun, sehingga menimbulkan resiko harga global yang lebih tinggi dan berpotensi menyebabkan kekurangan pangan.

Berdasarkan data IFPRI, menunjukkan bahwa India sering menerapkan tindakan pengendalian ekspor selama tejadi harga besar di pasar global meningkat. Selama krisis harga pangan pada tahun 2007-2008 dan 2010-2011, India melarang ekspor beras, sebagian besar beras non-basmati, untuk jangka waktu yang lama. 

Ketika pasar global terganggu oleh invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai pada Februari 2022, India pada awalnya membuat pembatasan ekspor gandum, karena takut akan inflasi dalam negeri dan meningkatnya permintaan impor dari seluruh dunia. 

Selain itu, India juga membatasi ekspor beras pecah 5% dan 20% pungutan ekspor atas beras yang belum digiling dan beras yang sudah dikupas. Hal ini kemungkinan akan terus berlanjut hingga tahun ini. 

Selain itu, India juga melakukan antisipasi terjadinya El Nino. El Nino tentu menurunkan produksi beras di India dan negara-negara lain di Asia Selatan dan Tenggara. Kemudian, hasil panen beras yang normal akan secara signifikan mengurangi tekanan di India untuk mempertahankan larangan ekspor guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. 

Namun, buruknya hasil panen padi di India dan eksportir besar lainnya seperti Thailand dan Vietnam bisa menurunkan pasokan pasar dunia, sehingga memperkuat alasan di balik pembatasan tersebut. 

Dampak beleid India

Larangan ekspor gandum yang diberlakukan India tahun 2022 lalu memicu lonjakan harga gandum global. Ekspor gandum India pada 2022 mencapai rekor tertinggi, meskipun volumenya menurun drastis pada akhir tahun.

Jika India terus mengizinkan penjualan beras non-basmati ke negara-negara tetangga, atau jika pelarangan ekspor beras tersebut hanya bersifat sementara, maka dampaknya terhadap pasar mungkin akan terbatas. Namun pembatasan yang ketat bahkan pelarangan dapat berdampak besar bagi negara-negara yang saat ini bergantung pada impor beras dari India.

IFPRI
Pilihan editor: India Larang Ekspor Beras, Ekonom: Volume Beras Global Turun Hingga 11 Juta Ton

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

1 jam lalu

Pulau Veligandu Maladewa (Pixabay)
Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

India adalah pangsa pasar pariwisata terbesar Maladewa pada 2023, dengan lebih dari 11 persen dari 1,8 juta kunjungan wisatawan


4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

1 hari lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.


India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

1 hari lalu

Presiden AS Joe Biden dan ibu negara Jill Biden menghadiri acara tahunan Easter Egg Roll di Halaman Selatan Gedung Putih, Washington, AS, 1 April 2024. REUTERS/Evelyn Hockstein
India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.


10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 hari lalu

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar. Foto: Canva
10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.


Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

2 hari lalu

Petugas melayani warga membeli beras SPHP saat gerakan pangan murah di halaman Kantor Kelurahan Kereng Bangkirai, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu, 6 Maret 2024. Pemkot Palangka Raya menggelar operasi pasar gerakan pangan murah yang menjual berbagai bahan pokok makanan sebagai upaya stabilisasi pasokan dan harga pangan menjelang Ramadan 1445 Hijriah serta membantu warga untuk mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari untuk menekan laju angka inflasi. ANTARA FOTO/Auliya Rahman
Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.


6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

2 hari lalu

Taj Mahal, India. Unsplash.com/Jovyn Chamb
6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.


Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

3 hari lalu

Petani menggunakan alat tradisional untuk membersihkan gabah saat panen di Desa Kawengen, Kabupaten Semarang, Minggu, 28 April 2024. Seiring periode panen raya pada bulan April, Bulog mulai menggunakan beras produksi lokal untuk keperluan bantuan pangan maupun stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP). Tempo/Budi Purwanto
Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.


Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

3 hari lalu

Presiden AS Joe Biden besama mantan presiden AS Barack Obama meninggalkan Air Force One di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, AS 28 Maret 2024. REUTERS
Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden


Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 hari lalu

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjalan melewati barisan tiang menuju Oval Office di Gedung Putih di Washington, AS, 13 Januari 2023. T.J. Kirkpatrick/Pool melalui REUTERS
Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.


Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

3 hari lalu

Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 1 Maret 2024. Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Selatan-Bangka Belitung mendapatkan pasokan beras impor sebanyak 42.000 ton beras dari Thailand, Vietnam, Myanmar yang akan didistribusikan ke dua provinsi yaitu Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung sebagai cadangan beras pemerintah untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga.  ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.