TEMPO.CO, Jakarta - Akibat bentrokan aparat gabungan TNI-Polri dengan masyarakat Pulau Rempang yang terjadi pada Kamis, 7 September 2023, berbuntut masyarakat adat Melayu Kepulauan Riau melakukan unjuk rasa di depan kantor Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam atau BP Batam, Kota Batam, pada Senin, 11 September 2023.
Mereka yang berunjuk rasa di BP Batam menyampaikan beberapa poin tuntutan. Di antaranya.
- Menolak penggusuran Pulau Rempang Galang
- Mendesak Polri dan TNI membubarkan posko yang didirikan di Rempang Galang
- Menghentikan intimidasi kepada orang Melayu
- Menuntut Presiden Joko widodo membatalkan penggusuran kampung tua Pulau Galang
- Mencopot Muhammad Rudi sebagai kepala BP Batam
Unjuk rasa itu buntut dari kericuhan yang ditimbulkan karena aparat gabungan yang melemparkan gas air mata ke kerumunan masyarakat di Pulau Rempang pada Kamis, 7 Oktober 2023.
Itu terjadi ketika pasukan gabungan kepolisian, Satuan polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan TNI merengsek masuk Pulau Rempang. Mereka hendak memasang batok pembatas untuk Rempang Eco City. Proyek strategis nasional yang dikelola oleh Badang Pengusahaan atau BP Batam dan PT Makmur Elok Graha (MEG).
Lantas, bagaimana profil BP Batam, dan siapa Muhammad Rudi yang jadi kepala BP Batam?
Tentang BP Batam
Dilansir dari Bpbatam.go.id, awalnya, Batam adalah pulau kosong yang didominasi hutan. Meskipun begitu, terdapat beberapa masyarakat penangkap ikan di sana.
Batam memiliki posisi geografis yang strategis. Berada di jalur lintas perdagangan internasional Selat Malaka. Posisi Batam terletak 20 km atau 12,5 mil laut dari Singapura. Pulau Batam merupakan salah satu pulau terbesar dari 329 pulau di sekitar Kepulauan Riau dengan luas 415 kilometer persegi.
Presiden Soeharto memiliki andil dalam perkembangan Pulau Batam menuju kota industri. Batam mulai berubah berdasarkan Kepres No. 41 tahun 1973 mengenai pembangunan Batam yang dipercayakan kepada lembaga pemerintah, bernama Otorita Pengembangan Industri Pulau Batam atau sekarang dikenal dengan Badan Pengusahaan Batam (BP Batam).
Siapa Muhammad Rudi?
Muhammad Rudi adalah Kepala BP Batam yang ditunjuk oleh Menteri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada Bulan September 2019. Selain menjadi kepala BP Batam, ia juga merupakan Wali Kota Batam dua periode (2016-2021 dan 2021 - sekarang).
Dilansir dari Bpbatam.go.id, dalam kepemimpinannya BP Batam berfokus pada kemudahan perizinan bagi investor dan masyarakat dengan memangkas birokrasi yang panjang.
Muhammad Rudi tercatat membawahi Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kota Batam seperti KEK Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) yang merupakan kerjasama antara Lion Group dan Garuda Indonesia serta KEK Digital di Nongsa Digital Park merupakan tugas BP Batam.
Selain Muhammad Rudi, berikut 9 pemimpin BP Batam sebelumnya.
- Ibnu Sutowo (1971-1976)
- JB Sumarlin (1976-1978)
- BJ Habibie (1978-1998)
- E. Habibie (1998)
- Ismeth Abdullah (1998-2005)
- Mustofa Widjaja (2005-2016)
- Hatanto Reksodipoetro (2016-2017)
- Lukita Dinarsyah Tuwo (2017-2018)
- Edy Putra Irwady (2019)
- Muhammad Rudi (2019-sekarang)
ANANDA BINTANG l YOGI EKA SAHPUTRA
Pilihan Editor: The New Engine of Indonesia's Economic Growth yang Bikin Warga Pulau Rempang Terancam Digusur