TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan beras impor dari Kamboja akan segera masuk ke Indonesia. Total beras impor tersebut mencapai 250.000 ton. Beras tersebut akan digunakan sebagai stok cadangan beras pemerintah atau CBP.
"(Impor beras dari Kamboja) sedang dalam perjalanan," ucap Jokowi di Gudang Bulog Dramaga, Kabupaten Bogor pada Senin, 11 September 2023.
Ia mengatakan beras dari Kamboja ini merupakan bagian dari sisa kuota penugasan impor kepada Perum Bulog sebanyak 400.000 ton. Adapun pemerintah menugaskan Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 2 juta ton pada 2023.
Sementara itu, jumlah CBP di gudang Bulog saat ini sebesar 1,6 juta ton. Sebanyak 150.000 ton beras impor lainnya, kata Jokowi, juga sedang dalam perjalanan ke Tanah Air.
Meski demikian, Jokowi mengatakan pemerintah akan kembali membuka opsi impor beras. Tujuannya untuk memenuhi stok CBP tahun depan. Mengingat produksi beras di dalam negeri merosot akibat kekeringan ekstrim El Nino.
"Stok kita sudah banyak, tapi kita tetap masih melihat di mana yang bisa (ekspor). Tidak untuk sekarang, tapi untuk tahun depan,” kata dia.
Jokowi mengaku sudah berbicara dengan sejumlah pemimpin negara untuk mengimpor beras ke Indonesia. Ia mengatakan Bulog tengah melalui proses negosiasi dilakukan untuk memastikan terjadinya kontrak impor beras.
Pemerintah, kata Jokowi, sudah berbicara soal kemungkinan impor beras dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, Presiden Bangladesh Mohammad Shahabuddin, Perdana Menteri India Narendra Modi soal impor beras ini. Pasalnya, ketiga negara tersebut dinilai memiliki stok beras yang banyak.
Pilihan Editor: Bos Bulog Ungkap Seluruh Impor Beras Tahun Ini Sudah Rampung: Udah Aman