Pria yang juga guru besar di Universitas Gadjah Mada ini mengatakan BPJS Kesehatan berusaha memberikan akses layanan kesehatan tanpa kesulitan keuangan bagi seluruh warga negara. "Awalnya memang banyak kendala dalam mewujudkan target tersebut," katanya.
Namun dengan berbagai kebijakan dan program yang dijalankan semenjak 2021, kata Ali Ghufron, layanan BPJS Kesehatan terus berkembang. Kini layanan BPJS Kesehatan telah ada di 27 provinsi serta 383 kota dan kabupaten dengan 3 ribu lebih fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta yang terlibat.
“BPJS Kesehatan kini tidak punya utang ke fasilitas kesehatan. Justru saat ini makin banyak fasilitas kesehatan yang antre ingin bekerja sama dengan kami," ujarnya.
Dalam orasi wisudanya itu, Ali Ghufron mengajak sivitas akademika Universitas Jember menjadikan BPJS Kesehatan sebagai tempat meneliti.
Pasalnya, walaupun bisnis inti BPJS Kesehatan ada di kesehatan, namun dengan jumah pesertanya yang mencapai 262.865.343 orang, maka lingkup urusan lembaga tersebut sangatlah besar karena terkait banyak bidang. Sebagai gambaran saja, kata Ali Ghufron, dalam sehari ada 1,4 juta data yang dikelola oleh BPJS Kesehatan.
Ia menyebutkan BPJS Kesehatan memiliki jurnal ilmiah sendiri yang terbuka bagi peneliti luar untuk mengirimkan karya tulis ilmiah, terutama yang terkait dengan lembaga itu.
Oleh sebab itu, ia mempersilakan mahasiswa dan peneliti Universitas Jember bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Salah satu bentuk kerja sama yang sudah terjalin diantaranya kajian-kajian hukum yang ada di BPJS Kesehatan yang dilakukan oleh Fakultas Hukum Universitas Jember.
Pilihan Editor: Menkes Ungkap Polusi Udara Bebani BPJS Rp 10 Triliun