Pesawat di Indonesia masih kurang
Lebih jauh, Erick juga mengungkap masih kurangnya pesawat di Indonesia. Erick menilai, Indonesia masih masih kekurangan sekitar 200 pesawat. Perhitungan itu diperoleh dengan membandingkan dengan Amerika Serikat (AS).
Erick menyebut, di negara Abang Sam tersebut, terdapat 7.200 pesawat yang melayani rute domestik, di mana ada 300 juta populasi dengan rata-rata pendapatan per kapita (GDP) US$ 40 ribu. Sementara di Indonesia terdapat 280 juta penduduk yang memiliki GDP US$ 4.700.
Artinya, kata Erick, Indonesia membutuhkan 729 pesawat. Padahal Indonesia baru memiliki 550 pesawat. "Jadi, perkara logistik kita belum sesuai," ucapnya.
Dengan demikian, sebagai upaya untuk mengurangi ketertinggalan jumlah pesawat tersebut, Menteri BUMN tersebut tidak menutup kemungkinan adanya penggabungan Pelita Air, Citilink, dan Garuda Indonesia.
Garuda tetap berdiri sendiri, Pelita dan Citilink dilebur
Terbaru, Erick menyatakan, dalam praktiknya, nanti Garuda Indonesia akan tetap berdiri sendiri seperti saat ini. “Garudanya sudah bagus, Citilink dan Pelitanya kita lebur,” katanya dalam Rapat Komisi VI DPR, Kamis, 31 Agustus 2023.
Erick pastikan tetap punya target pasar masing-masing
Dengan menggabungkan tiga maskapai pelat merah ini, Erick memastikan tiga perusahaan akan tetap mempunyai target pasar yang berbeda. Garuda memiliki target pasar untuk kelas premium, Pelita Air berfokus di ekonomi premium, dan Citilink dengan target pasar untuk low cost carrier (LCC).
“Jadi tidak kanibal, ya. Ini akan jadi complementary,” tuturnya.
Lebih jauh Erick menjelaskan bahwa Garuda dan Pelita Air dalam kondisi sehat dan baik. Sementara Citilink, perlu sedikit restrukturisasi, menurut dia, bukan berarti bakal menjadi suatu masalah karena akan ada upaya agar efektivitas penerbangan di Indonesia bisa terus terjaga.
Ia pun kembali menggarisbawahi alasan penggabungan tiga maskapai BUMN itu karena masih sedikitnya jumlah pesawat di Tanah Air.
"Suka atau tidak, pesawat di Indonesia memang memiliki jumlah yang belum cukup. Case-nya masih dibutuhkan untuk nambah pesawat. Jadi mendingan jadi satu, toh sama-sama milik pemerintah,” kata Erick Thohir.
ANDIKA DWI | AMELIA RAHIMA SARI | RIZKI DEWI AYU | IRMA AULIA IRAWAN
Pilihan Editor: Pengusaha Sebut Kendaraan Bermotor Penyumbang Polusi Udara Terbesar, Sarankan Kendaraan Listrik