TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Pertamina International Shipping (PIS) Yoki Firnandi memastikan pembangunan terminal bahan bakar baru di lahan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) tidak untuk menggantikan Depo Plumpang.
"Terus terang, JIGT ini fokusnya untuk antisipasi demand (bahan bakar) Jakarta ke depan," kata Yoki kepada wartawan di Menara BRILian Jakarta pada Jumat, 1 September 2023.
Adapun rencana pembangunan tersebut telah disepakati melalui penandatangan kerja sama pengembangan Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) oleh kedua badan usaha milik negara itu pada, 1 September 2023.
Yoki menuturkan, pembangunan terminal bahan bakar baru ini bakal dilakukan dalam tiga tahap. Secara keseluruhan, kapasitas yang diproyeksikan besarnya sekitar 6,3 juta barel.
Adapun pada tahap pertama, kapasitas yang diproyeksikan yakni 4,4 juta barel. Nilai investasinya berkisar US$ 350 juta hingga US$ 550 juta.
Ke depan, kata Yoki, JIGT juga kemungkinan tidak hanya untuk menampung bahan bakar konvensional. Melainkan bisa untuk bahan bakar alternatif, seperti hydrogen, amonia, atau liquid natural gas (LNG).
"Mungkin ada kebutuhan besar di masa depan," ujar Yoki. "Jadi, kami belum melihat ini sebagai substitusi (Plumpang)."
Lebih lanjut, Yoki menjelaskan bahwa pembangunan JIGT bakal digarap dengan modular masing-masing. Misalnya, modular untuk LNG. Terminal baru ini, kata Yoki, juga terbuka untuk memasok bahan bakar dari berbagai perusahaan.
"Tidak tertutup untuk Pertamina saja. Bisa pihak swasta, dan lain-lain," tuturnya.
Tahun depan, kata Yoki, finalisasi untuk FID dan Front End Engineering Design (FEED). Harapannya agar pada 2025 konstruksi bisa dimulai.
Soal keamanan, Yoki mengatakan proyek JIGT bakal berstandar internasional. Terminal baru ini bakal menjadi terminal modern. Dengan standar internasional, maka keamanan bukan sekadar dari buffer zone. "Banyak hal yang akan kami perhatikan. Tentunya dari berbagai aspek operasiona, safety, dan lain-lain."
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan pihaknya sudah mulai melakukan reklamasi. Targetnya, reklamasi rampung pada 2024. Selebihnya, Arif mengaku Pelindo tidak memiliki persiapan khusus. Dia mengatakan Pelindo tetap berfokus pada kegiatan kepelabuhan.
"Kami di sisi terminalnya. Jadi, kalau kegiatan bisnis dari Pertamina," kata Arif.
Pilihan Editor: Pertamina Bakal Bangun Terminal Bahan Bakar di Lahan Pelindo, Investasi Tahap Pertama USD 550 Juta