TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Polisi Militer Komando Daerah Militer Jayakarta (Kodam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar mengatakan penyebab anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Praka RM dan dua rekannya menculik warga asal Mon Keulayu, Kabupaten Bireuen, Aceh, Imam Masykur karena alasan ekonomi.
Irsyad mengungkapkan, pihaknya pun telah menahan tiga terduga pelaku. Selain Praka RM, dua rekannya berasal dari Satuan Direktorat Topografi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dan Satuan Kodam Iskandar Muda. “(Motifnya) Uang tebusan,” ucap Irsyad ketika dihubungi, Senin, 28 Agustus 2023.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Kodam Jaya, ketiga tersangka tidak mengenal atau memiliki masalah sebelumnya dengan Imam. Irsyad menjelaskan, Praka RM cs meminta uang tebusan sebesar Rp50 juta. Namun karena tidak menyanggupi, korban dianiaya hingga tewas.
Lantas, sebenarnya apa bisnis pemuda asal Aceh di Jakarta yang diduga menjadi korban penganiayaan anggota Paspampres?
Bisnis Pemuda Aceh Korban Dugaan Pembunuhan oleh Paspampres
Imam Masykur, 25 tahun, baru mengadu nasib dan tinggal di Kota Tangerang Selatan beberapa bulan. Dia membuka usaha kios kosmetik dan obatan-obatan berukuran 3x5 meter di kawasan Jalan Sandratek, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur.
Warga sekitar yang juga saksi dalam insiden tersebut menjelaskan, Imam menjaga kios kosmetik hanya seorang diri. Saat kejadian, toko dengan cat coklat itu dalam kondisi terbuka.
“Dari Januari tahun ini (membuka usaha), sendiri aja (jaga toko). Itu pas kejadian, toko lagi buka,” kata seorang perempuan yang enggan disebut namanya, Minggu, 27 Agustus 2023.