TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha konveksi asal Bandung, Syukur, yang menjadi salah satu penjual atau seller di platform online menceritakan dampak dari serbuan produk impor yang masuk ke Indonesia. Hal itu disampaikan sesuai melakukan pertemuan dengan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.
Syukur mengatakan usahanya rugi besar akibat gempuran produk luar negeri itu hingga bangkrut. “Kami konveksi kecil sulit menyaingi barang-barang Cina,” ujar dia di Gedung Kemenkop UKM, Jakarta Selatan, pada Senin, 14 Agustus 2023.
Dia mencotohkan salah satu barang yang diproduksi usaha konveksinya yakni sweater. Menurut Syukur, pihaknya tidak bisa lagi menyaingi produk luar negeri dari segi harga. “Jadi konveksi kami harus tiarap," tutur dia.
Menurut Syukur, harga produk-produk Cina itu dijual terlalu murah. Untuk sebuah sweater harganya dipatok mulai Rp 25-40 ribu. Harga tersebut, kata dia, tidak menutup harga pokok produksi.
Hal tersebut membuat omset usahanya turun 30-50 persen. Karena tidak mampu menyaingi produk dari luar, Syukur memilih untuk fokus mengembangkan bisnis dari produk lain.
Harga produk impor yang ditawarkan sangat murah