TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri tengah menjadi sorotan usai videonya terkait kritik terhadap pemerintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi viral. Dalam video yang beredar di media sosial Twitter itu, Faisal Basri melayangkan kritik soal kebijakan Jokowi dalam ekspor nikel.
Sementara itu, dalam seminar yang dilaksanakan oleh Indef di Jakarta Pusat, Selasa, 8 Agustus 2023, Faisal Basri kembali mengkritik soal kebijakan hilirisasi pertambangan, khususnya nikel.
Menurut Faisal Basri, mayoritas keuntungan atas kebijakan ini bukan dirasakan oleh Indonesia melainkan mengalir ke Cina. Bahkan Faisal Basri mengatakan keuntungan yang dirasakan Indonesia atas regulasi tersebut tak kurang dari 10 persen. “90 persennya lari ke Cina,” kata Faisal Basri, Selasa 8 Agustus 2023.
Jokowi Tanggapi Kritik Faisal Basri
Menanggapi kritik Faisal Basri tentang kebijakan hilirisasi nikel di Indonesia yang disebut hanya menguntungkan Cina, Presiden Joko Widodo alias Jokowi pun buka suara. Menurut Presiden Jokowi, logika yang digunakan ekonom lulusan Universitas Indonesia itu tidak benar.
Jokowi menyatakan bahwa Indonesia mendapatkan banyak keuntungan dari kebijakan hilirisasi tersebut. Hal ini terlihat dari nilai ekspor yang melonjak tajam dari Rp 17 triliun menjadi Rp 510 triliun.
“Hitungan dia gimana? Kalau hitungan kita ya, saya contoh nikel, saat diekspor mentahan bahan mentah setahun kira-kira kira hanya Rp17 triliun. Setelah masuk downstreaming hilirisasi menjadi Rp 510 triliun. Bayangkan saja kita hanya ambil pajak, ambil pajak dari Rp 17 triliun sama ambil pajak dari Rp 510 triliun, gede banget,” kata Jokowi di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Kamis, 10 Agustus 2023.
Selanjutnya: Jokowi menyebut pemerintah akan....