Secara terpisah, Gubernur Sumatra Selatan, Herman Deru, dalam keterangan saat meninjau Jalan Tol Indralaya – Prabumulih beberapa waktu yang lalu Mengatakan percepatan Jalan Tol Indralaya – Prabumulih penting dilakukan. Hal itu mengingat kebutuhan jalan tol di Sumatra Selatan sudah cukup tinggi. “Bahkan, beberapa jembatan penghubung jalan tol ini juga telah dibangun,” pungkas Herman.
Konstruksi Jalan Tol Indralaya – Prabumulih telah dilakukan oleh anak usaha Hutama Karya, PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) sejak pertengahan tahun 2019. Pengerjaan pada morfologi tanah yang bervariasi pada proyek ini, membutuhkan penanganan khusus diantaranya dengan penggunaan inovasi teknologi geofoam pada oprit jembatan.
Geofoam merupakan material balok dengan bobot ringan yang bertujuan untuk menanggulangi lapisan tanah yang labil. Berfungsi sebagai pengganti timbunan, Geofoam dapat meminimalisir penurunan jalan yang biasanya terjadi pada titik semu antara timbunan dengan struktur sehingga dapat memperlambat amblesan atau penurunan tanah selama masa layanan jalan tol. Selain inovasi geofoam, pengerjaan morfologi tanah yang bervariasi juga menggunakan Treatment Prefabricated Vertical Drain (PVD) dan Preloading.
Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang ±1.021,5 km, termasuk dengan jalan tol dukungan konstruksi. Untuk ruas tol Konstruksi 411,5 km dan 610 km ruas tol Operasi.
Adapun ruas yang telah beroperasi secara penuh diantaranya yakni Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (141 km), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 km), Tol Palembang – Indralaya (22 km), Tol Medan Binjai (17 km), Tol Pekanbaru – Dumai (132 km), Tol Sigli Banda Aceh Seksi 2 – 6 (50 km) serta Tol Binjai – Langsa Seksi 1 (12 km), Tol Bengkulu – Taba Penanjung (18 km) dan Tol Pekanbaru – Bangkinang (31 km).
Pilihan editor: Jumlah Kendaraan Masuk dari Jabodetabek Melonjak, Operasional Jalan Tol Bocimi Sesi II Dipercepat