TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengungkapkan akan banyak pusat perbelanjaan atau mal baru yang dibuka pada 2024 mendatang. Ia menuturkan lokasi mall baru tersebut ada di banyak daerah penyangga ibu kota, yaitu Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
"Selama 2020-2021 itu banyak yang menunda pembangunan mal karena Covid. Mereka mulai membangun lagi di 2022, jadi akan buka akhir tahun ini atau awal tahun depan," kata Alphonzus saat ditemui Tempo di kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta Pusat pada Senin, 7 Agustus 2023.
Ihwal lokasi mal, menurut Alphonzus, pelaku usaha lebih memilih daerah Bodetabek ketimbang DKI Jakarta karena beberapa pertimbangan. Salah satunya soal ekosistem di sekitar mal. Membangun mal di DKI Jakarta saat ini, menurutnya, perlu menggunakan konsep super blok yakni kombinasi antara mall, apartemen, pekantoran, dan hotel.
Musababnya, harga tanah di Jakarta saat ini sudah mahal sekali. Sehingga, ia menilai bila hanya dibangun mal akan kurang menguntungkan. Di sisi lain, bisnis usaha perkantoran dan apartemen saat ini masih belum membaik sepenuhnya. Alhasil, menurut dia, para pelaku usaha lebih memilih membangun bisnis pusat perbelanjaan di Bodetabek.
"Kalau di daerah penyangga bisa membangun mall sendiri," kata dia.
Adapun soal tingkat kunjungan masyarakat ke mal, ia menilai kondisinya sudah sangat baik. APPBI mencatat jumlahnya kunjungan ke mal sudah pulih 100 persen seperti sebelum pandemi Covid-19. APPBI pun menargetkan tingkat kunjungan ke mal pada 2023 akan lebih tinggi dibandingkan pada periode 2019.
Kendati demikian, ia tak menampik ada beberapa pusat belanja yang kunjungannya cenderung semakin menurun. Menurut dia, faktor penyebab kondisi itu terjadi adalah kurangnya revitalisasi yang dilakukan oleh mal tersebut.
Ia berujar revitalisasi yang bisa dilakukan, misalnya membuat mal tidak hanya sebagai destinasi belanja tetapi juga tempat berinteraksi sosial dan hiburan. Karena sejak Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dicabut, menurut dia, yang dicari oleh masyarakat pertama kali bukan belanja. Terlebih saat ini masyarakat sudah mulai terbiasa berbelanja online.
Alphonzus menekankan fasilitas-fasilitas berkumpul dan hiburan harus dimiliki oleh pusat belanja pasca Covid ini. "Kalau ada pusat belanja yang tidak punya fasilitas bagi konsumennya untuk berinteraksi secara langsung, nggak akan dipilih masyarakat," ujarnya.
Pilihan Editor: 8 Daftar Mal di Jakarta yang Sepi, Jadi Kuburan?