TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah resmi menutup kran ekspor bauksit mulai 10 Juni 2023. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan hal itu dilakukan karena bauksit bukan sumber daya yang tanpa limit alias terbatas.
"Kalau diekspor terus, kita punya apa?" ujar Arifin ketika ditemui wartawan di Kantor Kementerian ESDM pada Jumat, 4 Agustus 2023.
Arifin pun mengatakan pembangunan smelter terus diupayakan dengan serius.
Sebelumnya, pembangunan smelter memang menjadi salah satu hal yang menjadi sorotan lantaran progresnya lambat. Pada Juni lalu, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara, Irwandy Arif, mengatakan ada 12 smelter yang direncanakan untuk mendukung hilirisasi bauksit.
Namun, baru 4 smelter yang siap beroperasi. Sedangkan 8 smelter lainnya, pembangunannya sangat lambat.
"Ketika dilaporkan memang berkisar 33 sampai 60 persen. Tapi Kementerian ESDM kirim tim untuk mengecek, ternyata dari 8 smelter, ada 7 yang masih (berupa) lapangan," ujar Irwandy dalam diskusi Untung Rugi Larangan Ekspor Mineral Mentah yang digelar virtual pada Senin, 12 Juni 2023.
Padahal, menurutnya, pemerintah sudah menghimbau perusahaan bersungguh-sungguh membangun smelter sejak beberapa tahun lalu.
Irwandy menduga progres pembangunan smelter lambat karena masalah pendanaan. Maklum, biaya membangun tempat pemurnian mineral ini tidak sedikit. Akan tetapi, kementeriannya juga menduga ada ketidakseriusan yang disengaja oleh perusahaan dalam membangun smelter.
"Ini banyak dugaan. Tapi pemerintah harap mereka bersungguh-sungguh memajukan hilirisasi di Indonesia," ucap Irwandy.
Pilihan Editor: Guru Besar UI Sebut Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Cocok Melalui Pantai Utara