TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan tantangan perekonomian dan pasar keuangan global serta kecenderungan penurunan harga komoditas utama penopang ekspor masih terjadi. Namun, sektor perbankan tetap resilien ditandai dengan fungsi intermediasi yang terjaga dan permodalan yang memadai.
“Stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga dengan kinerja intermediasi Lembaga Jasa Keuangan yang solid didukung tingkat permodalan serta likuiditas yang memadai,” ujar dia di Kantor Otoritas Jasa Keuangan, Jakarta Pusat, pada Selasa, 1 Agustus 2023.
Pada Juni 2023, Mahendra menjelaskan pertumbuhan kredit perbankan mencapai 7,76 persen Year on Year (YoY), turun dari bulan Mei 9,39 persen. Nilai tersebut terutama ditopang kredit investasi yang tumbuh 9,60 persen YoY, walaupun turun dibandingkan Mei di angka 12,69 persen.
Sejalan dengan pengetatan likuiditas di global, Dana Pihak Ketiga tumbuh 5,79 persen YoY dibandingkan dengan Mei 6,55 persen dengan deposito sebagai main driver pertumbuhan. Kondisi tersebut menjadikan likuiditas perbankan sedikit turun meskipun masih jauh melampaui threshold.
Antara lain tercermin dari Rasio Alat Likuid terhadap Noncore Deposit dan Alat Likuid terhadap DPK masing-masing sebesar 119,04 persen dan 26,73 persen dibandingkan dengan threshold 50 persen dan 10 persen. “Selain itu, Liquidity Coverage Ratio juga memadai, berada pada level 230,24 persen dan jauh melampaui threshold 100 persen,” kata Mahendra.
Dari sisi permodalan, Capital Adequacy Ratio tetap solid dan berada pada level 25,41 persen. Sementara itu, risiko kredit membaik dengan Non-performing Loan (NPL) gross turun ke level 2,44 persen dari Mei 2,52 persen dan NPL net 0,77 persen.
“Selanjutnya, kredit restrukturisasi Covid-19 melanjutkan penurunan menjadi Rp 361,04 triliun dibandingkan pada Mei Rp372,07 triliun. Dengan jumlah debitur yang juga terus menurun menjadi 1,57 juta debitur dibandingkan Mei 1,64 juta),” tutur Mahendra.
Pilihan Editor: OJK Catat Akumulasi Pendapatan Premi Asuransi Tembus Rp 150,09 Triliun