TEMPO.CO, Solo - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia hingga saat ini masih didominasi oleh kelas usaha mikro. Dari jumlah total UMKM total sekitar 64,2 juta UMKM, ada sekitar 64 juta di antaranya adalah para pelaku usaha mikro atau sebesar 99,62 persen.
Hal itu disampaikan Asisten Deputi Pengembangan Rantai Pasok Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Sutarmo saat menjadi salah satu pembicara dalam acara “Workshop UMKM Anti Nanggung Mixagrip” yang diselenggarakan di Hotel The Sunan Solo pada Sabtu, 22 Juli 2023.
"Dari total UMKM di Indonesia itu didominasi usaha mikro dan kalau kita bedah usaha mikro itu paling banyak informal, di mana rata-rata para pelaku usaha itu jualan sekarang, (dapat) untung sekarang, (hasilnya) dimakan sekarang. Dan pada umumnya UMKM yang seperti itu belum punya legalitas," ungkap Sutarmo.
Lebih lanjut Sutarmo mengatakan pendekatan untuk menaikkan kelas atau meningkatkan pendapatan UMKM pun tidak bisa dengan mengembangkan per entitas bisnis pelaku usaha, melainkan dengan pendekatan kemitraan. Sehingga, ke depan dapat tercapai peningkatan kelas dan memberikan nilai tambah untuk UMKM di Indonesia.
“Untuk memenuhi hal itu pelaku usaha mikro perlu didorong melalui kegiatan pendampingan atau workshop seperti kegiatan yang dilaksanakan Mixagrip saat ini. Kami sangat mengapresiasi langkah nyata Kalbe Farma untuk mendukung pemberdayaan UMKM di Indonesia,":tuturnya.
Pihaknya berharap agar ke depan semakin banyak peluang kemitraan yang dibangun oleh Kalbe Farma dengan pelaku UMKM.
Pembicara lainnya Ade Syaekudin selaku Koordinator Pengembangan Pembinaan dan Penyelenggaraan Pelatihan Peningkatan Produktivitas, Direktorat Bina Peningkatan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menuturkan, pihaknya mendorong terjadinya berbagai bentuk sinergi dan kolaborasi untuk peningkatan produktivitas. Ia menyebut ada banyak metode yang dapat dilakukan pelaku usaha UMKM agar bisa meningkatkan produktivitas sesuai dengan target yang diinginkan.
"Termasuk dengan melakukan ‘Workshop UMKM Anti Nanggung Mixagrip’ ini, yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas melalui strategi pengelolaan risiko di lokasi usaha. Kami siap mendukung dan menjadi mitra strategis dalam pelaksanaannya," ucapnya.
Di sisi lain, berdasarkan data journal Impact of Influenza and InfuenzaLike Illness on Work Productivity Outcomes: A Systematic Literature Review Pharmacoeconomics (2023), sebanyak 63 penelitian yang dilakukan dari tahun 2007—Februari 2022. Hasilnya, hampir 75 persen pekerja meninggalkan pekerjaannya akibat terserang flu selama 2—3 hari, dan sekitar 60—80 persen pekerja tetap melakukan pekerjaan pada saat mereka sakit flu.
Wakil Sekretaris II Pengurus Besar IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dokter Telogo Wismo Agung Durmanto mengungkapkan salah satu penyakit yang paling sering dialami oleh masyarakat Indonesia adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dengan gejala seperti flu, batuk, dan demam. Sakit flu dapat mempengaruhi produktivitas pekerja, sehingga dapat berpengaruh kepada produktivitas di perusahaan dan keseharian.
“ISPA masih cukup tinggi dan merupakan salah satu penyakit yang self limiting disease atau dapat sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang cukup baik. Upaya pencegahan dan tata laksana dengan penerapan PHBS atau Pola Hidup Bersih dan Sehat) dan swamedikasi,” ujar dia.
Ia mengatakan PHBS dapat dilakukan adalah mengonsumsi makanan dengan gizi berimbang, menjaga kebersihan diri, cuci tangan pakai sabun, memakai masker, dan sebagainya. Sedangkan, swamedikasi merupakan upaya konsumsi obat yang dapat dilakukan secara mandiri dengan tujuan mengurangi keluhan.
"Misalnya, obat-obatan yang terkombinasi untuk mengurangi gejala flu dan batuk. Dilengkapi dengan konsumsi vitamin untuk memenuhi kebutuhan gizi mikro tubuh,” tuturnya.
Adapun General Manager Commercial Kalbe Consumer Health, Kustanto Pramono mengatakan Mixagrip yang merupakan pemimpin pasar kategori obat flu dan sudah hadir lebih dari 45 tahun di Indonesia, kini hadir sebagai solusi obat flu dan batuk tanpa kantuk.
"Mixagrip memahami betapa krusialnya manajemen risiko dalam dunia UMKM, khususnya terkait kesehatan para pekerja UMKM," ucapnya.
Kustanto mengatakan pihaknya mengajak para pelaku UMKM untuk menerapkan nilai-nilai pentingnya manajemen risiko sebagai upaya meningkatkan produktivitas dan kesuksesan di lingkungan bisnis masing-masing, agar profit yang dihasilkan bisa maksimal.
Ia menambahkan Mixagrip menyelenggarakan program workshop di lima kota di Jawa Tengah, yaitu Solo Raya, Semarang, Yogyakarta, Purwokerto, dan Tegal, dengan total 900 peserta. Kegiatan yang dilakukan ialah workshop UMKM, pemberian paket P3K untuk pekerja sesuai Permenaker, serta memberikan fasilitas konsultasi kesehatan kepada para pekerja UMKM secara online. Kegiatan tersebut bekerja sama dengan Klik Dokter dan didukung Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Kegiatan workshop itu juga hasil kolaborasi Mixagrip dengan UKMIndonesia.id. Dewi Meisari selaku Co-Founder UKMIndonesia.id memberikan materi terkait pola pikir untuk bertumbuh dan berusaha, cara menemukan motivasi diri, memahami jenis-jenis risiko yang menghambat usaha, serta mitigasi dengan menciptakan lingkungan kerja yang merangsang produktivitas dan menghindari risiko.
Dewi juga menekankan pentingnya menerapkan 5R plus. Di antaranya, ringkas, rapi, resik, rawat, rajin, plus peduli kesehatan dengan menyediakan kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
Pilihan Editor: Alasan Luhut Sebut OTT KPK Kampungan