TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman sepakat untuk memperkuat kerja sama bilateral, dengan membentuk Dialog Kerja Sama Ekonomi dan Keuangan (Economic and Financial Dialogue/EFD) di Gandhinagar, Gujarat, India.
Hal ini diungkapkan dalam konferensi pers bersama setelah pertemuan bilateral kedua Menteri Keuangan dalam rangkaian pertemuan tingkat Menteri dan Gubernur Bank Sentral G20 ketiga (3rd G20 FMCBG) di bawah Presidensi India.
Sri Mulyani mengungkapkan Indonesia dan India memiliki banyak kesamaan dan juga sejarah yang panjang.
Perdagangan antara India dan Indonesia, terutama dari Gujarat, sudah terjadi sebelum abad ke-13 mulai dari hasil pertanian berupa rempah-rempah hingga pakaian dan perhiasan.
Ia pun menyebut sejarah hubungan ekonomi tersebut menjadi salah satu fondasi dalam memperkuat kerja sama bilateral kedua negara.
Menurut Sri Mulyani, Indonesia dan India terus berdiskusi, terutama di bawah kedua Kementerian Keuangan, tentang upaya untuk membangun dialog yang kuat di tingkat kebijakan, mulai dari level tertinggi hingga level yang sangat teknis.
“Kami saling berbagi mengenai banyak hal untuk memenuhi kebutuhan pembangunan domestik masing-masing negara, juga upaya mempertahankan kinerja pertumbuhan ekonomi yang tinggi, menciptakan lapangan kerja, menurunkan kemiskinan, serta bagaimana agar dapat terus bekerja sama tidak hanya dalam kerangka bilateral tetapi juga tingkat multilateral,” kata Sri Mulyani dalam keterangannya, Senin, 17 Juli 2023.
Saat ini, Indonesia dan India memiliki struktur ekonomi yang serupa dengan didukung oleh pertumbuhan sektor manufaktur dan perkembangan teknologi serta inovasi yang signifikan.
Kedua negara juga disebut mampu tumbuh kuat dan memiliki ketahanan yang kokoh dalam menghadapi tantangan baik pada tingkat regional maupun global.
Dalam diskusi bilateral tersebut, kedua Menkeu juga membahas upaya memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara.
Selain itu, turut dibahas pula upaya untuk mengatasi isu pembangunan secara bersama-sama, termasuk terkait isu perubahan iklim dan kesehatan masyarakat.
“Kami akan terus memperkuat hubungan bilateral ini, terutama untuk kedua institusi (Kementerian Keuangan Indonesia dan India), pada dialog kebijakan yang akan membahas masalah perdagangan, investasi, termasuk sumber daya manusia,” ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga menyampaikan apresiasinya atas dukungan India untuk Indonesia dalam berbagai agenda, termasuk keanggotaan Indonesia dalam Financial Action Task Force (FATF), Presidensi Indonesia di G20 tahun 2022, dan Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023.
Sementara itu, Menteri Keuangan India mengatakan bahwa Indonesia telah menjadi mitra dagang terbesar India di kawasan ASEAN. Nilai perdagangan India dengan Indonesia meningkat delapan kali lipat sejak 2005, mencapai 38 miliar dolar AS yang pada tahun anggaran 2022-2023.
Nirmala menambahkan, Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022 memberikan banyak pelajaran dan pengalaman bagi India dalam melaksanakan presidensi tahun ini.
Dialog antara Indonesia dan India ini menjadi instrumen penting untuk memperkuat kerja sama serta meningkatkan pemahaman bersama atas isu-isu ekonomi. Diharapkan, hal ini mampu memberikan manfaat pembangunan jangka panjang bagi kedua negara.
Pilihan Editor: Sri Mulyani Hadir di Pertemuan Menkeu dan Bank Sentral G20 di India, Bahas Ekonomi Dunia yang Menantang