TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Holding BUMN di bidang pariwisata, InJourney Dony Oskaria menanggapi soal kondisi perusahaan yang terbelit utang hingga Rp 4,6 triliun. Menurut dia kondisi ini masih wajar selama ekuitas yang dimiliki masih lebih besar.
"Tidak ada masalah, semua perusahaan punya utang. Pak Menteri BUMN sudah bilang utang dibanding equity jauh lebih besar," kata dia saat ditemui di kantor Kementerian BUMN pada Kamis, 13 Juli 2023.
Dony enggan menanggapi lebih lanjut soal utang InJourney. Padahal sebelumnya, manajemen perusahaan telah mengajukan penyertaan modal negara (PMN) Rp 1,19 triliun akibat kondisi keuangan yang memburik.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR pada 14 Juni lalu, Dony Oskaria menyatakan sebagian besar PMN tersebut atau sebesar Rp 1,05 triliun akan digunakan untuk membayar utang.
InJourney tengah terbelit utang dari proyek Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Rinciannya adalah kewajiban pembayaran jangka panjang Rp 3,4 triliun dan kewajiban pembayaran jangka pendek sebesar Rp 1,2 triliun.
"Terus terang saya tidak bisa selesaikan kewajiban yang short term ini, di antaranya untuk bayar pembangunan Grand Stand, VIP Vilage, sama kebutuhan modal kerja saat penyelenggaraan event," ujar Doni dalam rapat tersebut.
Selanjutnya: DPR lantas menyetujui PMN sebesar...