TEMPO.CO, Chicago - Harga emas menguat tajam di akhir perdagangan, Rabu (Kamis pagi WIB). Kenaikan ini memperpanjang kenaikan untuk sesi kedua berturut-turut karena inflasi Amerika Serikat (AS) yang melambat memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve atau the Fed mendekati akhir dari siklus kebijakan moneter ketatnya.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman pada bulan Agustus di Divisi Comex New York Exchange melonjak US$ 24,60 atau 1,27 persen menjadi ditutup pada US$ 1.961,70 per ounce setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$ 1.965,10 dan terendah di US$ 1.937,50.
Emas berjangka terdongkrak US$ 6,10 atau 0,32 persen menjadi US$ 1.937,10 pada hari Selasa, 11 Juli setelah tergelincir US$ 1,50 atau 0,08 persen menjadi US$ 1.931,00 pada hari Senin, 10 Juli dan terangkat US$ 17,10 atau 0,89 persen menjadi US$ 1.932,50 pada hari Jumat, 7 Juli.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, Rabu, 12 Juli bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik 0,2 persen pada bulan Juni dan naik 3,0 persen dari tahun lalu, level terendah sejak Maret 2021. Tidak termasuk makanan dan energi, IHK inti masing-masing meningkat 0,2 persen dan 4,8 persen.
Indeks dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS turun setelah pertumbuhan inflasi yang lebih lemah daripada yang diharapkan, yang juga memicu ekspektasi pasar bahwa the Fed akan segera mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya, menurut para analis pasar.
Selanjutnya: Presiden Federal Reserve Bank of Richmond....