TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kerugian ekonomi dari bencana alam karena perubahan iklim. Bagaimana rinciannya?
Sri Mulyani menuturkan jika perubahan iklim dibiarkan, bukan berarti Indonesia tidak menerima dampaknya. Dia menjelaskan 80 persen dari bencana alam di Indonesia sekarang berhubungan dengan hidrometeorologi.
"Itu telah menimbulkan kerugian ekonomi yang diperkirakan nilainya bisa 0,66 persen hingga 3,45 persen dari GDP (produk domestik bruto/PDB) pada tahun 2030," ujar Sri Mulyani dalam acara Indonesia EBTKE Conex di ICE BSD, Tangerang, Rabu, 12 Juli 2023.
Dia memaparkan PDB Indonesia sekitar Rp 20 ribu triliun dan dengan asumsi ekonomi pertumbuhan ekonomi terjaga di 5 persen atau bahkan 6-7 persen plus inflasi, pendapatan per kapita RI bisa naik sekitar 10 ribu kali jumlah penduduk.
Sri Mulyani memperkirakan Indonesia memiliki ukuran PDB dua kali lipat dalam kurun kurang dari tujuh tahun. "Sekarang sudah 2023, dua kali lipat, katakanlah Rp 40 ribu triliun. You can multiply 3,45 persen dari GDP itu berapa, itu adalah kerugian," ungkap dia.
Jadi, dia menegaskan Indonesia akan menghadapi potential damage dan loss yang sangat signifikan.
"Karena kalau saya ngomong persen pada GDP, wajah Anda semuanya flat. Kalau diterjemahkan ke triliun, Anda baru bangun," kelakarnya.
Pilihan Editor: Terkini: Empat UU Andalan Sri Mulyani, Keunggulan dan Kelemahan LRT Jabodebek