TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengatakan pemerintah bakal menerbitkan Perpres tentang koperasi petani sawit untuk mendorong hilirisasi. Teten mengatakan, langkah tersebut diambil sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani sawit melalui pembentukan pabrik minyak kelapa sawit dan minyak makan merah.
"Kami harap bisa memperbaiki kesejahteraan petani sawit dan distribusi minyak goreng, minyak makan, sehingga lebih terjangkau masyarakat," kata Teten ketika ditemui wartawan di Le Meridien Jakarta pada Senin, 10 Juli 2023.
Soal hilirisasi ini, lanjut Teten, kementeriannya sudah mendorong produksi minyak makan merah. Namun dia tidak memungkiri jika pembangunan pabrik di tiga wilayah yang menjadi piloting project, yakni Asahan, Deli Serdang, Langkat, mengalami keterlambatan.
"Sudah kami antisipasi. Mudah-mudahan bulan ini bisa kami resmikan," kata dia.
Teten menargetkan seribu hektare lahan sawit di Sumatra dan Kalimantan bisa menghasilkan 10 ton minyak makan merah. Produk tersebut, kata dia, bisa diserap masyarakat di dua kecamatan di sekitar pabrik.
Dengan mendorong koperasi petani sawit mendirikan pabrik minyak makan merah, Teten ingin petani tidak lagi hanya menjual tandan buah segar (TBS). Namun bisa menghasilkan produk kelapa sawit dengan nilai tambah. Terlebih, kata dia, sawit menjadi salah satu keunggulan ekonomi domestik Indonesia.
Teten berujar, Indonesia memproduksi CPO setidaknya 50 juta ton per tahun dari lahan sawit sekitar 15 juta hektare. Adapun 43,3 persen lahan tersebut merupakan milik petani.
"Kalau dilakukan hilirisasi, dampak ekonominya besar. Membuka lapangan kerja, dan sebagainya," ujar dia.
Selain itu, upaya hilirisasi kelapa sawit bisa menghindari oversupply yang bisa berdampak pada jatuhnya harga. "Makanya pemerintah juga menyerap untuk B20, B30," kata Teten.
Pilihan Editor: KPK Minta Kemenkeu Evaluasi Pengawasan Internal Buntut Kasus Rafael Alun, Ini Komentar Stafsus Sri Mulyani