Menurut Sri Mulyani, penerimaan pajak mencapai Rp 970,2 triliun. Angka ini pun telah mencapai 56,5 persen target atau tumbuh 9,9 persen yoy. Utamanya, tutur dia, pencapaian ini ditopang PPh Badan yang tumbuh 26,2 persen yoy. Selain itu, PPN Dalam Negeri tumbuh 19,5 persen yoy. Dengan demikian, Sri Mulyani ekonomi kita masih tumbuh cukup baik.
Penerimaan Bea Cukai 135,4 triliun juga tumbuh negatif 18,8 persen. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp302,1 triliun atau 68,5 dari target. Angka ini tumbuh 5,5 persen yoy. Sumbernya berasal dari komoditas non migas tumbuh 94,7 persen yoy, dan dividen BUMN yang tumbuh 19,4 persen yoy. Sri Mulyani menyebut pelemahan harga komoditas perlu diwaspadai.
Sementara itu, Belanja Negara mencapai Rp1.255,7 triliun atau 41,0 persen. Angka ini tumbuh 0,9 persen. Belanja Pemerintah Pusat (BPP) Rp 891,6 Triliun tumbuh 1,6 persen, di mana Rp 492 triliun atau sebesar 55,2 persen dinikmati langsung masyarakat dalam bentuk Bansos-Subsidi listrik, BBM, LPG 3 kg dan pupuk, beasiswa anak-anak tak mampu, premi BPJS kesehatan bagi masyarakat miskin. Kemudian belanja prioritas nasional termasuk persiapan Pemilu, belanja alutsista, pembangunan infrastruktur dan IKN.
Selain itu, terdapat Belanja Transfer ke Daerah untuk mendukung Pemda dalam pelayanan masyarakat, yakni di bidang pendidikan dan kesehatan, pembangunan empat Daerah Otonom Baru (DOB) Papua.
Sri Mulyani berujar APBN juga memberikan Insentif Fiskal untuk 62 daerah tertinggal dan penurunan inflasi daerah. Juga upaya memberantas kemiskinan ekstrim dengan Dana Desa difokuskan untuk mengurangi kemiskinanekstrem dan perbaikan tata kelola di desa.
Pilihan Editor: Sri Mulyani Beberkan Anggaran Pendidikan Rp 612,2 Triliun: Terbesar untuk Pendidikan Dasar dan Menengah