TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) TB Haeru Rahayu menyebutkan kegiatan budidaya di Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) Kebumen seluruhnya menggunakan teknologi intensif ramah lingkungan dengan produktivitas mencapai 40 ton per hektare per siklus.
Tambak dengan teknologi intensif memiliki ciri di antaranya padat tebar tinggi, memiliki sistem pengairan yang baik menggunakan perangkat seperti kincir dan blower, hingga susunan petak tambak dibangun teratur menggunakan terpal berkualitas tinggi.
"Konsep budidaya yang sedang kami kembangkan, sesuai arahan Bapak Menteri Sakti Wahyu Trenggono, yaitu budidaya yang berkelanjutan," kata Tebe, sapaan akrab TB Haeru, di BUBK Kebumen, Jawa Tengah, Minggu 25 Juni 2023.
BUBK Kebumen merupakan tambak udang modern terbesar di Indonesia dengan luas lahan potensial mencapai 100 hektare. Angka produktivitas dari BUBK ini sangat jauh dari rata-rata produktivitas tambak udang tradisional di kisaran 0,6 ton per hektare.
Ia menjelaskan, BUBK Kebumen menjadi percontohan tambak udang modern berbasis kawasan yang mengedepankan keseimbangan ekologi. Saat ini terdapat 149 petak tambak dengan ukuran 1.600 meter persergi per petak.
Tambak modern ini dilengkapi sejumlah infrastruktur utama di antaranya water intake, tandon, petak pemeliharaan, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), laboratorium uji kualitas air dan kesehatan ikan, gedung kantor, gudang pakan, gudang sarana produksi, mess operator, hingga bangunan pasca panen.
BUBK Kebumen hasil kolaborasi KKP bersama pemerintah daerah sebagai pemilik lahan