TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana menjelaskan dilema yang dihadapi PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dalam menentukan harga tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
“Investasi dari proyek sepur kilat itu cukup tinggi, sementara di awal operasionalnya KCIC belum bisa menghasilkan di luar dari penjualan tiket penumpang,” ujar Aditya saat dihubungi pada Jumat, 23 Juni 2023.
Bila tarif kereta cepat terlalu rendah, kata dia, bakal berdampak pada kinerja KCIC, karena pendapatannya terbatas. Di sisi lain, ketika tarifnya terlalu tinggi, misalnya Rp 500 ribu atau lebih, hal itu bisa mengurangi minat masyarakat yang ingin menjajal sepur kilat itu.
Karena kenyataannya banyak alternatif transportasi untuk menempuh rute Jakarta-Bandung saat ini. Sehingga dalam penetapaan tarif kereta cepat harus melihat bagaimana tarif transportasi lainnya. Selain itu, kereta cepat memiliki keterbatasan yakni hanya menghubungkan antara Stasiun Halim hingga Stasiun Padalarang.
Sementara akses dari pusat Kota Jakarta menuju ke Stasiun Halim dan dari Stasiun Padalarang ke Kota Bandung harus beganti moda. “Itu masalahnya,” ucap dia.
Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi—kerap disapa Edo—sebelumnya menginformasikan soal tiket dari KCJB. “Yang pasti rekomendasi dari teman-teman perhubungan sebisa mungkin Rp 250 ribu,” ujar dia di Stasiun Halim, Jakarta Timur, pada Kamis, 22 Juni 2023.
Menurut dia, saat ini pihaknya sedang dalam proses membuat demand forecast—perkiraan dan permintaan kondisi pasar. Selain itu dalam financial model pun, sebetulnya sudah tercantum pada tiga tahun pertama tarif tiket kereta cepat dipatok di Rp 250 ribu. Namun, Edo tidak menjelaskan detail apakah itu tarif dari Stasiun Halim hingga Stasiun Padalarang atau bukan.
“Tapi semuanya kan masih didiskusikan. Karena kita mau sistem tiket bundling dengan tiket KAI, dengan tiket LRT,” tutur Edo.
Sementara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan soal harga tiket kereta cepat belum ditetapkan oleh pihaknya. “Kita akan evaluasi dan juga disampaikan atau dilihat dari average yang ada,” ucap Budi.
Pilihan Editor: Bos KCIC Yakin Sertifikat Laik Jalan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Terbit Sebelum Soft Lauching