TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah berjangka membukukan kenaikan yang solid pada akhir perdagangan Rabu, 21 Juni 2023 (Kamis pagi WIB), ditopang prospek ketatnya pasokan dan dolar Amerika Serikat (AS). Dolar AS jatuh di tengah komentar Ketua Fed Jerome Powell dalam kesaksiannya di hadapan Kongres.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus terangkat US$ 1,34 atau 1,88 persen, menjadi menetap pada US$ 72,53 per barel di New York Mercantile Exchange.
Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus bertambah US$ 1,22 atau 1,61 persen, menjadi ditutup pada US$ 77,12 per barel di London ICE Futures Exchange.
Prospek ketatnya pasokan jagung dan etanol di Amerika Serikat berarti permintaan minyak akan meningkat karena jagung digunakan untuk memproduksi etanol, yang dicampur dengan bahan bakar fosil.
Amerika Serikat hanya memiliki 55 persen jagung dalam kondisi baik hingga sangat baik pada Minggu, 18 Juni 2023, turun dari 61 persen pada minggu sebelumnya, yang mencerminkan dampak kekeringan. Demikian menurut laporan mingguan Departemen Pertanian AS yang dikeluarkan pada Selasa, 20 Juni 2023.
Selanjutnya: Harga jagung berjangka....