TEMPO.CO, Jakarta - Aset Tommy Soeharto atau Hutomo Mandala putra yang telah dirampas Satgas BLBI atau Bantuan Likuiditas Bank Indonesia BLBI tak kunjung laku dilelang. Dirjen Kekayaan Negara Kemenkeu, Rionald Silaban, mengatakan aset tersebut terus dilelang kembali.
"Yang kita akan lakukan adalah lelang lagi. Tentu, nanti penilaian akan dilihat dari hasil lelang sebelumnya," ujar Rio, sapaan akrabnya, dalam media briefing di Gedung DJKN Kemenkeu, Jakarta, Selasa, 20 Juni 2023.
Rionald yang juga Satgas BLBI mengatakan, aset Tommy Soeharto yang dimaksud adalah tanah dan bangunan seluas sekitar 120 hektare. "Berdasarkan penilaian jumlahnya mencapai Rp 2 triliun-an," tutur Rio.
Artinya, kata dia, aset tersebut akan dilakukan penilaian kembali dan adjustment (penyesuaian) sehingga bisa laku. Rionald mengakui tidak mudah mendapatkan pembeli yang mau membeli sepaket tanah dengan biaya tersebut.
"Jadi kita akan melakukan lelang lagi, itu penjelasannya," tegas dia. "Tapi misal suratnya kita pecah-pecah itu butuh waktu, jadi kita akan coba melakukan pelelangan lagi dan melakukan adjustment terhadap harga."
Sebelumnya, lelang aset perusahaan Tommy Soeharto telah dilakukan pada 12 Januari 2022 dengan nilai limit Rp2,4 triliun dan uang jaminan Rp 1 triliun. Namun, karena tak laku lelang kembali dilaksanakan pada 27 April 2022.
Lelang empat jaminan PT Timor Putera Nasional itu dilakukan lagi pada 17 Juni 2022. Namun, juga tak laku-laku. Direktur Hukum dan Humas Ditjen Kekayaan Negara Kemenkeu, Tri Wahyuningsih, menjelaskan pemerintah melalui KPKNL Jakarta V telah melaksanakan lelang aset jaminan milik debitur/penanggung hutang atas nama PT TPN.
"Mengingat sampai dengan batas waktu yang ditentukan, yakni selambat-lambatnya satu hari sebelum pelaksanaan lelang, tidak terdapat peserta lelang yang mendaftar dan menyetorkan uang jaminan, maka lelang eksekusi PUPN yang dilakukan oleh Pejabat Lelang Kelas 1 KPKNL Purwakarta dinyatakan Tidak Ada Peminat," kata Wahyuningsih pada Jumat, 17 Juni 2022.
AMELIA RAHIMA SARI | TEMPO
Pilihan editor: Satgas BLBI Catat Aset Kredit Senilai Rp 101,8 Triliun, Kemenkeu: Perlu Penagihan Terus-menerus