Berdasarkan sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Mei 2023 turun 8,97 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 3,95 persen, sedangkan ekspor hasil pertambangan dan lainnya naik 1,36 persen.
"Sebagai catatan, ekspor nonmigas ini menyumbang sekitar 93,90 persen dari total ekspor Indonesia. Terbesar disumbangkan oleh industri pengolahan, yaitu 70,54 persen," katanya.
Sementara itu, ekspor nonmigas Mei 2023 terbesar adalah ke China, yaitu US$ 4,78 miliar, disusul Amerika Serikat US$ 2,05 miliar, dan Jepang US$ 1,77 miliar dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,12 persen.
Adapun ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$ 3,97 miliar dan US$ 1,56 miliar.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-Mei 2023 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$ 14,80 miliar (13,70 p ersen), diikuti Kalimantan Timur US$ 12,83 miliar (11,87 persen) dan Jawa Timur US$ 9,63 miliar (8,91 persen).
Pilihan Editor: Luhut Minta Pakai Mandor Asing di IKN, Kementerian PUPR: Tenaga Kerja Kita Qualified