TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa meningkat begitu status pandemi Covid-19 dicabut.
Rencananya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan mengumumkan peralihan status pandemi menjadi endemi akhir Juni.
Bhima memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada di kisaran 5 hingga 5,1 persen. "Kalau tahun ini, maksimal ya tumbuh 5 persen. Karena Indonesia itu pariwisata oke tapi booming komoditas sudah mulai selesai. Jadi, susah," kata Bhima ketika ditemui di Menara Rajawali, Jakarta Selatan, Rabu, 14 Juni 2023.
Peningkatan pertumbuhan itu pun, lanjut Bhima, baru bisa dicapai jika pemerintah memenuhi sejumah persyaratan. Misalnya, mengendalikan inflasi, mendorong pertumbuhan industri, dan meningkatkan kesempatan kerja.
"Karena setelah pandemi, orang-orang juga masih susah nyari kerja. Layoff masih ada di mana-mana, terutama di industri padat karya," kata Bhima. "Itu harus diurus pemerintah. Inflasi juga mesti ditekan."
Pemerintah, melalui Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan atau Kemenkeu, sebelumnya memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,3 hingga 5,7 persen tahun depan. Namun, menurut Bhima, proyeksi itu terlalu tinggi dan jauh di atas proyeksi Celios di kisaran 4,9 hingga 5,1 persen.
Selanjutnya: Bhima membeberkan beberapa kekhawatirannya....