Soal ini, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Mahendra Vijaya, memastikan bahwa perseroan mampu secara finansial untuk menyelesaikan sisa pekerjaan. Meski begitu, menurut dia, konsorsium juga harus segera membayar pekerjaan yang sudah dirampungkan.
Indonesia kini tengah bernegosiasi dengan Cina untuk tambahan pinjaman US$ 560 juta dan meminta suku bunga 2,8 persen untuk porsi pinjaman dalam yuan, lebih rendah dari tawaran China Development Bank (CDB) sebesar 3,46 persen. Pejabat senior Kemenko Marves, Septian Hario Seto, mengatakan bahwa negosiasi utang yang dilakukan dengan CDB sedang berfokus pada upaya menurunkan suku bunga.
Adapun pinjaman baru diperlukan untuk menutup kelebihan biaya proyek sebesar US$1,2 miliar. Padahal, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dahulu mendapatkan proyek KCJB pada 2015 setelah mengajukan proposal yang lebih murah daripada Jepang dengan target rampung 2019. Namun, proses tak berjalan mulus karena berbagai masalah seperti sengketa kepemilikan tanah hingga dampak Covid-19.
Sementara keterlambatan dan ledakan biaya sebetulnya tidak jarang terjadi pada proyek kereta api berkecepatan tinggi secara global, termasuk di negara-negara Barat. KCIC sendiri pernah memperkirakan butuh waktu dua kali lebih lama dari perkiraan awal agar investasinya balik modal dan menguntungkan, yakni sekitar 40 tahun.
Lalu bagaimana proyeksi okupansi kereta cepat ini?
Dengan harga tiket KCJB sekali jalan Rp 350 ribu, artinya hampir seperempat dari rata-rata pendapatan mingguan masyarakat Indonesia. Meski begitu, perjalanan kereta api cepat ini hanya butuh 45 menit dari Jakarta sampai Bandung, atau jauh lebih cepat ketimbang perjalanan dengan mobil 2–3 jam dan kereta api yang butuh waktu 3 jam.
Namun, analis transportasi dari Universitas Indonesia, Sutanto Soehodho, pesimistis kereta cepat ini bisa menarik banyak penumpang bisnis yang menjadi sasaran sejak awal. Pasalnya, stasiun kereta terletak di luar pusat kota dan kereta masih butuh harus melakukan sejumlah transit. Penempatan stasiun KCJB di Jakarta Pusat atau Bandung Kota pun dinilai akan berkonsekuensi biaya lebih besar lagi ke penumpang.
Sementara itu, Manager Corporate Communication PT Kereta Cepat Indonesia China atau KCIC, Emir Monti, optimistis target kereta cepat beroperasi penuh pada pertengahan Agustus 2023, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia (HUT RI) ke-78, bisa terlaksana.
Nantinya, kata dia, pada tahap awal Kereta Api Cepat Jakarta Bandung akan dilakukan soft launching. Masyarakat dapat mencoba layanan KCJB dengan tujuan untuk memperkenalkan moda transportasi dengan kecepatan hingga 350 kilometer per jam ini.
"Masyarakat bisa mencoba layanan KCJB dari Halim ke Padalarang, termasuk mencoba integrasi KCJB dengan LRT Jabodebek yang menghubungkan Stasiun KCJB Halim ke semua Stasiun pelayanan LRT Jabodebek serta KA Feeder yang mengintegrasikan Stasiun KCJB Padalarang dengan Stasiun KAI Bandung dan Cimahi," ujar Emir lewat keterangan tertulis pada Kamis, 8 Juni 2023.
Masa pengenalan operasional KCJB tersebut direncanakan akan diterapkan sampai September 2023. Adapun terkait tata cara dan skema pendaftaran untuk masyarakat dapat menggunakan jasa kereta cepat Jakarta-Bandung dalam masa pengenalan operasional masih dalam pembahasan dan akan segera diumumkan.
NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM | KHORY ALFARIZI | REUTERS
Pilihan Editor: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Beroperasi Agustus, Penumpang Bisa Naik dari Halim dan Padalarang
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini