Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan, pertumbuhan pendapatan usaha ini seiring dengan peningkatan trafik penumpang pada periode tersebut sebanyak 4,5 juta penumpang. Angka ini naik 60 persen dibanding kuartal periode yang sama pada tahun lalu sebanyak 2,7 juta penumpang.
Dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 4 Mei 2023, Irfan menyebutkan pertumbuhan pendapatan usaha perseroan juga disokong oleh capaian pendapatan penerbangan berjadwal US$ 506,82 juta yang tumbuh sebesar 87 persen. Selain itu, ada komposisi pendapatan lainnya yang tumbuh sebesar 50 persen menjadi US$ 83,35 juta pada tiga bulan pertama di tahun 2023 ini.
Hingga Maret 2023, Garuda Indonesia mencatatkan pertumbuhan EBITDA hingga 92 persen yakni menjadi US$ 71 juta, atau membaik dibandingkan dengan EBITDA pada periode yang sama di tahun 2022 sebesar US$ 37 juta.
“Pada kuartal I tahun ini, Garuda Indonesia juga mencatatkan penurunan rugi bersih sebesar 50,91 persen menjadi US$ 110,03 juta dari kuartal I tahun lalu sebesar US$ 224,14 juta,” kata Irfan.
Per Maret 2023 lalu, Garuda Indonesia juga menyelesaikan pemenuhan kewajiban terhadap kreditur yang termasuk dalam klasifikasi kreditur dengan nilai tagihan hingga Rp 255 juta sejalan dengan Perjanjian Perdamaian PKPU yang sebelumnya telah disahkan melalui putusan homologasi PN Jakarta Pusat, dan dalam implementasinya turut diselaraskan dengan fokus misi transformasi yang berjalan.
JONIANSYAH HARDJONO | RIRI RAHAYU
Pilihan Editor: Profil Mursyid yang Ditunjuk Erick Thohir jadi Dirut Baru Waskita Karya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini