Meski investasi keamanan siber dan data perbankan mahal, kata dia, tapi sistemnya beragam, seperti pay as we grow, managed service, dan lain-lain.
"Dan dibanding nanti sistem lemah, data diretas dan dimintai tebusan, masih lebih murah sediakan keamanan siber," ujar Heru.
General Manager untuk Asia Tenggara, Kaspersky Yeo Siang Tiong, sebelumnya menjelaskan selama lima tahun terakhir, ransomware telah berevolusi dari ancaman bagi komputer individu menjadi bahaya serius bagi jaringan perusahaan. Para peretas atau hacker telah berhenti mencoba menginfeksi banyak komputer dan sekarang justru menargetkan korban dengan skala besar.
Menurut Yeo Siang Tiong, serangan terhadap organisasi komersial dan perusahaan memerlukan perencanaan yang cermat dalam menerapkan strategi pertahanan siber. “Sektor perbankan dan lembaga layanan keuangan masih dan akan terus menjadi target utama kalangan penjahat siber dalam hal ini,” ujar dia lewat keterangan tertulis pada Selasa, 16 Mei 2023.
Salah satunya terbaru adalah serangan ransomware yang dialami PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI. Dia menilai, sektor tersebut yang menjadi target serangan merupakan fakta yang tidak dapat dipungkiri. “Karena sektor ini memiliki banyak informasi penting mengenai pelanggan dan besarnya jumlah uang yang tersimpan,” kata dia.
AMELIA RAHIMA SARI | MOH KHORY ALFARIZI
Pilihan Editor: Belajar dari Kasus BSI, Kaspersky Ungkap Cara Mengenali dan Menghindari Ransomware
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini