TEMPO.CO, Jakarta - Pengelola jalan tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk memprediksi 808 ribu kendaraan atau 82 persen lalu lintas belum kembali ke Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabotabek). Perhitungan itu berdasarkan realisasi prosentase angka yang baru mencapai 18 persen prediksi arus balik dari arah Timur (984 ribu kendaraan).
Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk.Lisye Octaviana mengatakan jika diasumsikan lalu lintas yang belum kembali ke Jabotabek akan terdistribusi secara merata hingga 1 Mei 2023 nanti, maka volume kendaraan dari arah Timur yang kembali ke Jabotabek akan mencapai 134 ribu kendaraan per harinya.
"Untuk melayani tingginya volume lalu lintas harian tersebut maka diperlukan rekayasa lalu lintas," kata Lisye Rabu 26 April 2023.
Perpanjangan waktu pembatasan kendaraan angkutan barang untuk mengurai kepadatan di segmen KM 66 sampai dengan KM 48 Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan Volume per Capacity Ratio (VCR) di bawah batasan yang disepakati, yaitu di bawah 0,8.
Jasa Marga menyebutkan penambahan waktu pengaturan lalu lintas angkutan barang yang semula berakhir di Rabu, 26 April 2023, pukul 08.00, diperpanjang hingga Jumat, 28 April 2023 pukul 24.00 waktu setempat.
Jasa Marga, kata Lisye Octaviana, mendukung pelaksanaan Surat Keputusan Bersama (SKB) Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan dan Kakorlantas Polri nomor: KP-DRJD 2617 tahun 2023 dan nomor: SKB/49/IV/2023 tanggal 25 April 2023 tentang pengaturan lalu lintas jalan selama masa arus balik angkutan lebaran tahun 2023/1444 H.
Lisye Octaviana mengatakan
SKB ini merupakan tambahan SKB yang telah diterbitkan pada 5 April 2023 lalu untuk menambah pengaturan lalu lintas di tanggal-tanggal yang belum ditetapkan sebelumnya.
"Pengaturan ini dilakukan dalam rangka menjamin keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan serta mengoptimalkan penggunaan dan pergerakan lalu lintas pada ruas jalan nasional, termasuk jalan tol,"kata Lisye.
Jasa Marga mencatat realisasi lalu lintas kembali ke Jabotabek dari arah Timur (Trans Jawa dan Bandung pada H+1 (24 April 2023) sampai dengan H+2 (25 April 2023 pukul 14.00 WIB) yaitu sebesar 175 ribu kendaraan.
Pengaturan tersebut akan berlaku di ruas jalan tol sebagai berikut:
1. DKI Jakarta – Banten: Jakarta – Tangerang – Merak.
2. DKI Jakarta dan Jawa Barat:
a) Jakarta – Bogor – Ciawi – Cigombong
b) Cigombong – Cibadak (Fungsional)
c) Bekasi – Cawang – Kampung Melayu
d) Jakarta – Cikampek.
3. Jawa Barat:
a) Cikampek – Purwakarta – Padalarang – Cileunyi
b) Cikampek – Palimanan – Kanci
c) Jakarta – Cikampek II Selatan (Fungsional)
d) Cileunyi – Cimalaka
e) Cimalaka – Dawuan (Fungsional)
4. Jawa Barat - Jawa Tengah: Kanci – Pejagan
5. Jawa Tengah:
a) Pejagan – Pemalang – Batang – Semarang
b) Krapyak – Jatingaleh, (Semarang)
c) Jatingaleh – Srondol, (Semarang)
d) Jatingaleh – Muktiharjo, (Semarang)
e) Semarang – Solo – Ngawi;
f) Semarang – Demak
g) Jogja – Solo (Fungsional).
Selanjutnya, pengaturan pembatasan kendaraan angkutan barang akan dilanjutkan sesuai dengan SKB sebelumnya yang berlaku mulai Sabtu, 29 April 2023, pukul 00.00 sampai dengan Selasa, 2 Mei 2023, pukul 08.00 waktu setempat, di ruas jalan tol yang telah ditetapkan dalam SKB sebelumnya.
Jasa Marga juga akan mendukung penambahan ketentuan waktu untuk penerapan rekayasa lalu lintas _one way,contraflow, dan ganjil-genap yang dijadwalkan pada Rabu, 26 April 2023, hingga hari Jumat, 28 April 2023, setiap pukul 08.00 s.d pukul 24.00 waktu setempat di titik lokasi sebagai berikut:
1. One way: KM 414 Gerbang Tol Kalikangkung sampai dengan KM 72 Cikampek
2.Contraflow: KM 72 Cikampek sampai dengan KM 47 Karawang Barat
3.Ganjil-Genap: KM 414 Gerbang Tol Kalikangkung sampai dengan KM 72 Cikampek.
"Selanjutnya, ketentuan waktu untuk penerapan rekayasa lalu lintas seperti one way, contraflow dan ganjil-genap akan dilanjutkan sesuai dengan SKB sebelumnya yang dijadwalkan mulai Sabtu, 29 April 2023, pukul 14.00 WIB sampai dengan Selasa, 2 Mei 2023, pukul 08.00 WIB waktu setempat.
“Di dalam SKB disebutkan, jika terjadi perubahan arus lalu lintas secara tiba-tiba atau situasional, pihak kepolisian dapat melaksanakan manajemen operasional berupa diskresi petugas kepolisian,” kata Lisye Octaviana.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini