TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan inti dari Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran lebih dari sebagai momentum saling memaafkan.
"Intinya lebih dari itu. Jangan juga kita maaf memaafkan, namun di kemudian hari berbuat yang tidak baik lagi. Justru bagaimana ini menjadi pegangan ke depan bahwa kalau kita sudah saling memaafkan, itu harus kita jaga di keseharian kita," ujar Erick di Masjid At-Thohir, Tapos, Depok, Jawa Barat pada Sabtu, 22 April 2023.
Yang juga penting dalam seseorang dalam kehidupan kesehariannya, menurut Erick, adalah ketika menjalin berinteraksi dan berhubungan dengan sesamanya. "Karena justru keseharian kita itu yang lebih berat yang mana tentu banyak dalam kehidupan itu hal-hal yang naik turun," ujarnya. "Dalam arti ketika berhubungan dengan sesama manusia, itu yang harus kita tahan diri, serta tentunya dibutuhkan akhlak yang baik."
Dalam kesempatan tersebut, Erick Thohir pun mengajak masyarakat untuk menjaga kerukunan
dalam momentum Hari Raya Idul Fitri tahun ini. "Mari kita menjaga kerukunan karena perbedaan adalah sebuah keindahan dan inilah Indonesia yang kita cintai," tuturnya.
Ia menyatakan, hal terpenting dalam situasi seperti saat ini, bahwa justru di era pertumbuhan ekonomi yang semakin bagus jangan justru saling menyalahkan, sehingga pada akhirnya Indonesia tidak tumbuh. "Ini yang kita harapkan untuk terus memiliki negara yang semakin besar dan Insya Allah maju."
Ia juga mengajak masyarakat terus bersyukur bahwa kondisi Indonesia masih terjaga baik dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Eropa yang sedang mengalami kondisi sulit.
"Kembali bersyukur, karena kalau kita membandingkan dengan banyak negara lain tentu kehidupannya lebih sulit dari kita. Kita jangan sampai menjadi bangsa yang kufur nikmat," kata Erick.