Dengan begitu, saat KCJB melaju dalam kecepatan 350 kilometer per jam, penumpang tidak merasakan guncangan yang mengganggu kenyamanan.
"Sebelum fine adjustment dilakukan, perlu dilakukan ballast disturbing, yaitu memberikan guncangan pada tumpukan batu ballast di jalur KCJB sesuai dengan kekuatan guncangan kereta cepat," tutur Rahadian.
Hal itu untuk meratakan posisi batu ballast agar kuat meredam guncangan Kereta Cepat Jakarta-Bandung saat melintas. Baru setelah proses ini selesai, lanjut dia, mesin fine adjustment akan dijalankan di atas rel.
Rahadian menyebutkan, pekerjaan fine adjustment sudah dimulai sejak track laying selesai. "Hingga saat ini pekerjaan fine adjustment sudah mencapai 69.5 persen, dan akan terus dipastikan pekerjaan fine adjustment ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya," beber Rahadian.
Rahadian menambahkan, seluruh pekerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan selalu mengutamakan keamanan dan kenyamanan penumpang.
“Fine adjustment ini adalah satu tahapan dalam persiapan operasional KCJB. Ini tahapan yang penting, karena tanpa adanya fine adjustment maka rel tersebut tidak bisa dilalui oleh KCJB yang kecepatannya mencapai 350 kilometer per jam," tuturnya.
Pilihan Editor: Volume Kendaraan Meningkat, Jasa Marga Perpanjang Sistem One Way di Jalan Tol hingga Pukul 24.00 WIB
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini