TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa inflasi di beberapa negara cukup tinggi, seperti Argentina yang mencapai 104,3 persen dan Turki mencapai 50,5 persen. Namun, kata dia, tingkat inflasi domestik per Maret melambat, terutama dari inflasi volatile food yang mengalami penurunan, serta inflasi inti yang juga menurun.
“Pengendalian inflasi pangan terus diperkuat untuk menjaga stabilitas harga terutama di masa Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Inflasi yang terkendali menjadi hal positif dan membantu meningkatkan daya beli masyarakat,” ujar dia dalam konferensi pers virtual APBN Kita pada Senin, 17 April 2023.
Dari sisi eksternal, kata Sri Mulyani, kinerja neraca perdagangan (NP) masih melanjutkan surplus, memasuki bulan ke-35. NP Maret 2023 surplus sebesar US$ 2,91 miliar, dengan ekspor US$ 23,62 miliar dan impor US$ 20,52 miliar.
Namun, akibat pelemahan ekonomi global, ekspor dan impor juga mengalami kontraksi, masing-masing menurun sebesar 11,3 persen year on year (YoY) dan 6,2 persen YoY. Di lain sisi, Indonesia juga mengalami peningkatan dari kunjungan wisatawan mancanegara yang naik 567,3 persen YoY.
“Outlook pertumbuhan ekonomi domestik 2023 relatif stabil, didorong oleh peningkatan permintaan domestik, baik konsumsi rumah tangga maupun investasi,” tutur Sri Mulyani.
Bahkan, bendahara negara berujar, IMF merevisi ke atas outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,0 persen YoY dari sebelumnya 4,8 persen YoY. Meski begitu, Sri Mulyani mewanti-wanti bahwa ketidakpastian global masih harus tetap diwaspadai.
Sedangkan di pasar keuangan, menurut dia, persepsi terhadap kinerja di Indonesia tetap membaik. Nilai tukar Rupiah tetap melanjutkan tren apresiasi sejak awal tahun 2023 (menguat 5,6 persen year to date/ YtD), sedangkan indeks US$ kembali menunjukkan adanya tekanan.
“Tren positif pasar saham dan SBN juga tetap terjaga, dengan arus masuk (inflow) yang semakin kuat,” ucap dia.
Selain itu, likuiditas domestik yang cukup ample, juga mampu mendorong tren penyempitan spread LCY (local currency yield). Dibanding beberapa negara, posisi yield Indonesia relatif moderat. “Hal ini menggambarkan kinerja pasar SBN yang baik, yang ditopang oleh kinerja APBN dan perekonomian yang membaik,” kata Sri Mulyani.
Baca juga: Istana Klarifikasi Pidato Jokowi di Jerman: Penutupan Seluruh PLTU pada 2050, Bukan 2025
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.