TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat dari Masyarakat Transportasi Indonesia atau MTI, Aditya Dwi Laksana, membeberkan hitung-hitungan impor KRL bekas, beli kereta baru, dan retrofit. Mana yang paling untung?
Aditya membandingkan biaya dan waktu dalam menghitung impor KRL bekas, beli KRL baru, dan retrofit.
Segi Biaya
Aditya mengatakan, satu gerbong KRL dihargai sekitar Rp 1,6 miliar. Dengan begitu, satu train set atau rangkaian kereta yang berisi 10 gerbong KRL bekas dihargai sekitar Rp 16 miliar.
"Kemudian kalau KRL baru, baru itu maksudnya entah beli di INKA entah beli di luar negeri, itu nanti kan bedanya pada ongkos pengiriman dan handling-nya," kata Aditya saat dihubungi Tempo pada Jumat, 7 April 2023.
Berdasarkan data PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, lanjut dia, kalau beli KRL baru sekitar Rp 20 miliar per kereta, sehingga kalau membeli satu rangkaian isi 10 gerbong bisa menelan biaya Rp 200 miliar.
"Sehingga perbandingannya, bisa dibilang satu rangkaian kereta bekas masih lebih murah daripada satu kereta KRL baru," tutur Aditya.
Sebab, kata dia, satu rangkaian kereta bekas Rp 16 miliar, sedangkan satu gerbong KRL baru sudah Rp 20 miliar.
"Kemudian, muncul opsi retrofit. Retrofit itu adalah pemugaran. Jadi retrofit itu KRL yang sekarang bekas pakai itu diremajakan, dipugar kembali dengan cara diganti hampir semua komponennya untuk bisa memperpanjang life time atau masa pakainya 5 sampai 10 tahun ke depan," papar Aditya.
Selanjutnya: Aditya tidak menjelaskan secara spesifik....