TEMPO.CO, Jakarta - Bank Mandiri mencatat laba bersih tahun 2022 senilai Rp 41,17 triliun. Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan 46,89 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Ini merupakan hasil pengembangan ataupun ancaman bisnis mode yang didukung inisiatif digital, sehingga pertumbuhan volume bisnis sangat baik,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam konferensi pers virtual pasca Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Selasa, 14 Maret 2023.
Secara kualitas, Darmawan mengklaim pihaknya mampu menjaga dengan baik. Hal ini terlihat dari cost of credit yang terus menurun. Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) juga terus tumbuh positif sebesar 15,46 persen year on year (yoy) dari Rp 1.291,2 pada akhir 2021 menjadi Rp 1.490,8 triliun pada akhir 2022. Capaian ini ditopang oleh peningkatan dana giro serta tabungan yang naik masing-masing 31,2 persen dan 13,5 persen secara yoy.
Rasio CASA Bank Mandiri secara bank only di akhir 2022 mencapai 77,64 persen atau naik 365 basis poin (bps) yoy, melampaui rata-rata industri perbankan. Pencapaian tersebut turut didukung oleh optimalisasi fungsi intermediasi perseroan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Tercatat hingga akhir 2022, kredit secara konsolidasi perseroan tumbuh sebesar 14,48 persen YoY menjadi Rp 1.202,2 triliun.
Darmawan menyebut pencapaian ini melampaui pertumbuhan kredit secara industri sebesar 11,35 persen pada 2022 lalu. “Bila dirinci berdasarkan segmennya, kredit Bank Mandiri didominasi oleh kredit korporasi yang mencapai Rp 414,1 triliun pada akhir 2022, tumbuh 11,8% dari periode tahun sebelumnya Rp 370,2 triliun.”
Bagikan Dividen 60 Persen
Dengan capaian tersebut, RUPST Bank Mandiri memutuskan besaran dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham adalah sebesar 60 persen dari laba bersih secara konsolidasi atau Rp 24,7 triliun. “Kalau kita lihat secara besaran, nanti per lembar saham menjadi senilai Rp 529,33 naik 50 persen dibanding dividen tahun sebelumnya,” ungkap Darmawan.
Sementara itu, 40 persen laba bersih perseroan akan dialokasikan sebagai laba ditahan. Adapun atas dividen yang dibayarkan tersebut, akan disetor ke rekening kas umum negara untuk porsi negara sebesar 52 persen atau naik 46,7 persen dibanding tahun sebelumnya.
“Tadi juga diputuskan, pemegang saham menyetujui pelaksanaan pemecahan saham dengan rasio 1 banding 2,” ujar Darmawan.
Dia pun berharap keputusan dalam RUPS tersebut dapat meningkatkan likuiditas perdagangan saham BMRI dan seluruh perdagangan di Bursa Efek Indonesia.
Pilihan Editor: Samuel Sekuritas: IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Berikut Saham yang Perlu Diperhatikan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.