TEMPO.CO, Jakarta - PT Air Bersih Jakarta tandatangani perjanjian sindikasi kredit dari tujuh lembaga perbankan dan satu institusi keuangan senilai Rp 8,874 triliun untuk pembangunan pipa jaringan air bersih di DKI Jakarta. Anak perusahaan Moya Indonesia Holding tersebut menargetkan akan memenuhi 100 persen cakupan air bersih di DKI Jakarta hingga tahun 2023.
CEO Moya Indonesia Holding Mohamad Selim mengatakan, sindikasi kredit ini merupakan pembiayaan tahap pertama yang diberikan untuk pembiayaan bundling sisi hilir air minum di DKI Jakarta.
"Ini merupakan awal milestone project di DKI Jakarta di dalamnya mengandung pembangunan 2.500 kilometer jaringan pipa dan 350 ribu sambungan rumah," kata Selim usai penandatanganan sindikasi kredit di Kantor Kementerian PUPR, Senin 20 Februari 2023.
Selim mengatakan, pembangunan akan dimulai pada April 2023 ini, "April sudah mulai pekerjaan, selama 2 tahun," kata Selim.
Lebih jauh Selim mengatakan, upaya pemenuhan target 100 persen cakupan air bersih di DKI Jakarta hingga tahun 2023 akan terbagi menjadi ada dua tahapan pemberian sindikasi kredit dengan total pembiayaan Rp 26 triliun. "Target kami 1,1 juta pipa baru dengan target pembiayaan Rp 26 triliun," kata Selim.
Adapun tujuh lembaga perbankan yang memberikan sindikasi kredit ini adalah Bank Central Asia (BCA), OCBC Bank, OCBC NISP, Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), KB Bukopin dan China Construction Bank atau CCB Indonesia, Serta satu institusi keuangan yakni PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Pilihan Editor: Ma'ruf Amin Soroti Investasi BPKH: Selama Ini Larinya ke Sukuk, Aman, Cuma ..