TEMPO.CO, Jakarta - Walt Disney melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 7.000 pekerjanya pada Rabu, 8 Februari 2023. Jumlah PHK tersebut setara 3,6 persen dari jumlah tenaga kerja global Disney. Walt Disney mengambil langkah ini dengan alasan untuk mengemat US$ 5,5 miliar biaya dan membuat bisnis streaming yang menguntungkan.
CEO Walt Disney Bob Iger mengatakan bahwa untuk memangkas biaya dan mengembalikan kekuasaan ke eksekutif kreatif, perusahaan akan merestrukturisasi menjadi tiga segmen. Pertama, unit hiburan yang mencakup film, televise, dan streaming. Kedua, unit ESPN yang berfokus pada olahraga. Kemudian, untuk taman, pengalaman, dan produk Disney.
“Reorganisai ini akan menghasilkan pendekatan yang lebih hemat biaya dan terkoordinasi untuk operasi kami,” kata Bob Iger. “Kami berkomitmen untuk bekerja secara efisien, terutama di lingkungan yang menantang.”
Iger menyebut streaming tetap akan menjadi prioritas utama Disney. Dia berujar perusahaan akan lebih fokus pada merek dan waralaba, serta menyusun konten hiburan secara agresif Iger juga akan meminta direki perusahaan untuk mengembalikan dividen pemegang saham pada akhir tahun.
Namun, menurut Chief Financial Officer Christine McCarthu, dividen awal kemungkinan akan menjadi kecil dari tingkat pra Covid-19, dengan rencana untuk meningkatkannya dari waktu ke waktu.
Reorganisasi Walt Disney ini disebut sebagai pertanda babak baru dalam kepemimpinan Iger yang masa jabatan pertamanya sebagai CEO dimulai pada 2005. Iger sempat mengundurkan diri sebagai CEO pada tahun 2020 tetapi kembali berperan pada November 2022. Saat ini, Iger akan berupaya menempatkan bisnis streaming Disney di jalur pertumbuhan dan profitabilitas.
REUTERS | RIRI RAHAYU