Indonesia sebagai negara penghasil ikan, rekayasa produk perikanan sangatlah penting untuk dilakukan agar dapat menanggulangi banyaknya bahan baku yang diperoleh agar tidak terjadi kerusakan dan dapat menambah nilai guna dari suatu bahan tersebut. Salah satu rekayasa dari produk ikan yang ada di Indonesia yaitu tepung ikan.
Sumber daya laut Indonesia bisa dihilirkan
Sebelumnya Jokowi menjelaskan, Indonesia sebetulnya memiliki sumber daya laut yang bisa memberi nilai besar jika dihilirkan. Pasalnya, dua per tiga Indonesia adalah perairan dengan luas laut 3,25 juta kilometer. Sayangnya potensi besar ini belum dioptimalkan.
Menurut Jokowi, Indonesia seharusnya bisa memproduksi tepung ikan sendiri. “Lucu sudah, didorong keluar, kemudian kita impor lagi dalam bentuk tepung ikan. Apa nggak bisa sih kita menghilirkan ini, mengindustrialisasikan ikan kita menjadi tepung ikan? Sesulit apa? Apa sulit banget sih?” ujarnya.
Jokowi melanjutkan, bila memang industri belum bisa mengolah di dalam negeri semestinya bisa menggandeng mitra di awal usahanya dan tak lagi ragu-ragu untuk memproduksi tepung ikan.
Ia lalu pun membandingkan kondisi industri Indonesia tersebut dengan Cina. “RRT kita lihat importir nomor dua tuna, cakalang, tongkol segar. Tapi, bisa menjadi eksportir nomor empat tepung ikan,” tutur Jokowi.
Tak hanya menyoroti potensi ikan tuna, cakalang, dan tongkol segar yang bisa diolah menjadi tepung ikan, Jokowi menilai masih banyak potensi lain seperti rumput laut dan udang.
Jika diolah menjadi pupuk chitosan, menurut Jokowi, nilai produk turunannya bisa bertambah 27 kali. Selain itu, bila rajungan jika diolah menjadi daging rajungan nilainya bisa bertambah 3,2 kali.
Tak berhenti di produk ikan, Jokowi juga memberikan contoh lain. Indonesia adalah eksportir nomor satu rumput laut, tapi bahan mentah itu diekspor dalam bentuk mentah saja. Sedangkan Cina adalah importir nomor satu rumput laut, tapi bisa menjadi eksportir nomor tiga tepung karagenan.
"Ini yang harus kita tiru. Kita harusnya menjadi eksportir nomor satu bahan mentah, tapi juga eksportir nomor satu karagenan. Harusnya seperti itu dan nilai tambah akan melompat. Kalau semuanya dihilirkan di dalam negeri, melompat negara kita, PDB (Produk Domestik Bruto) kita akan melompat, GDP (Gross Domestic Product/PDB) kita akan melompat,” kata Jokowi.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: Sentil OJK Soal Banyak Masalah di Asuransi, Jokowi Sebut Asabri, Jiwasraya, Wanaartha hingga ...
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.