TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 bisa mencapai target 5,1-5,3 persen, meski di tengah dinamika perekonomian global yang sangat volatile. Hal ini, kata dia, sejalan dengan tren penguatan pemulihan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen dalam 3 kuartal pertama tahun 2022.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama didorong tingkat konsumsi domestik yang stabil, serta kinerja positif perdagangan internasional Indonesia yang mencatatkan surplus neraca perdagangan dalam 31 bulan terakhir,” ujar dia dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui akun YouTube Kementerian Keuangan pada Selasa, 3 Januari 2023.
Menurut Sri Mulyani tingkat inflasi domestik tahun 2022 juga bergerak moderat dan tetap terkendali di tengah tekanan lonjakan inflasi dunia akibat tingginya harga komoditas pangan dan energi. Inflasi Indonesia diperkirakan mencapai 5,5 persen didukung oleh kebijakan stabilisasi serta berfungsinya peran APBN sebagai shock absorber.
Bendahara negara mengatakan keberhasilan dalam menjaga supply dan distribusi kebutuhan pangan serta energi nasional, termasuk dari subsidi dan kompensasi energi dan pangan, berperan dalam menjaga tingkat inflasi. “Terutama inflasi harga pangan,” ucap Sri Mulyani.
Selain itu, dia juga menjelaskan, rata-rata harga minyak Indonesia (ICP) pada tahun 2022 mencapai US$97 per barel. Kondisi itu dipengaruhi oleh eskalasi konflik geopolitik yang menyebabkan terjadinya gangguan rantai supply komoditas energi dan pangan dunia.
Selanjutnya: Jokowi memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi ...