TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pihaknya telah membangun sistem digital pengelolaan batu bara terintegrasi. Dengan begitu, pengelolaan batu bara untuk pembangkit perusahaan setrum negara tersebut saat ini termonitor secara real time.
“Sejak awal tahun 2022, PLN telah melakukan perubahan paradigma dalam monitoring dan pengendalian pasokan batu bara,” kata Darmawan di PLN Unit Induk P2B, Gandul, Sabtu, 31 Desember 2022.
Baca: PLN Sediakan 570 SPKLU untuk Arus Balik Tahun Baru, Berikut Titik Lokasinya
Pengawasan pengelolaan batu bara kini pun tidak hanya dilakukan secara fisik di lapangan. Namun, telah terintegrasi dengan sistem digital PLN dengan sistem digital Ditjen Minerba Kementerian ESDM. Walhasil, Darmawan mengatakan dalam proses pengelolaan tersebut dapat dilakukan corrective action secara cepat, tepat, dan terukur.
“Kami ubah paradigma sistem pengendalian pasokan batu bara dari yang awalnya fokus pada titik bongkar Estimated Time of Arrival (ETA) menjadi berfokus pada titik muat atau loading,” kata Darmawan.
Pihaknya juga membangun mekanisme early warning system. Mekanisme ini diklaim dapat meminimalisir keterlambatan pengiriman pasokan batubara.
Dengan begitu, potensi kegagalan pasokan karena ketersediaan batu bara maupun armada angkutannya bisa dideteksi lebih dini. “Ketersediaan pasokan batu bara jadi lebih terjaga dengan upaya-upaya tersebut,” ujar Darmawan.
Executive Vice President Transisi Energi dan Keberlanjutan PLN, Kamia Handayani, sebelumnya menyatakan perseroan telah menjalankan pelbagai inisiatif, termasuk pensiun dini PLTU batu bara.
“Kami melakukan inisiatif, seperti memensiunkan PLTU baru bara. Ini bukan hal yang mudah,” kata Kamia dalam acara Tempo Green Economy 2023 di Jakarta pada Rabu, 14 September 2022.
Kamia mengakui, perseroannya belum pernah mempensiundinikan PLTU batu bara sedari awal. Namun kebijakan ini dianggap penting dilakukan agar target NZE pada 2060 tercapai.
“Selain pensiun PLTU, kami juga mengganti porsi dari batu baru dengan biomassa. Kemudian inisiatif selanjutnya adalah dengan mengembangkan pembangkit energi terbarukan,” ucap dia.
Lebih lanjut, Kamia menyatakan terdapat beberapa inisiatif PLN lainnya untuk mendukung penurunan emisi karbon. Salah satunya mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. “Ini sudah dilakukan berbagai kerjasama, seperti telah ada lebih 240 charging station,” ucapnya.
RIRI RAHAYU | DEFARA DHANYA PARAMITHA
Baca juga: Siaga Kelistrikan Tahun Baru, PLN Kerahkan 78.000 Personel dan 3.000 Posko hingga 4 Januari
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.