“Menyadari hal ini, pemerintah pasti akan mendorong pembangunan smelter aluminium, yang sudah dimulai oleh ANTM di tambang bauksit Sanggau, Kalimantan Barat. Setelah smelter mampu beroperasi pada tingkat keekonomian yang sehat maka baru akan terasa manfaatnya pada penerimaan negara dan emiten tersebut,” sambung Liza.
Liza menegaskan, meskipun larangan ekspor bisa membuat harga melonjak, namun tetap tidak cukup untuk memaksimalkan profit, sementara ancaman resesi tahun depan diperkirakan bisa mengurangi kemampuan beli negara-negara importir komoditas tambang Indonesia.
Di samping itu, dengan adanya kemungkinan penguatan harga logam imbas larangan ekspor, beberapa saham menjadi stockpick NH Korindo Sekuritas, seperti ANTM, INCO, TINS, MEDC, dan ELSA.
Terlebih ANTM baru-baru ini menyebutkan produksi bauksitnya sebagian diolah untuk smelter alumina milik anak usaha, yaitu PT Indonesia Chemical Alumina yang berkapasitas produksi 300.000 ton.
"ANTM juga menggandeng PT Indonesia Asahan Aluminium, melalui PT Borneo Alumina Indonesia dalam proyek pembangunan smelter Mempawah, yang nantinya akan berkapasitas 1 juta ton alumina,” paparnya.
BISNIS
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.